114 Warga Bantaran Kali Masuk Flat Daan Mogot

114 Warga Bantaran Kali Masuk Flat Daan Mogot
TIDAK KOSONG: Pembangunan Flat Daan Mogot, Jumat kemarin (10/10) terus berlangsung. Meskipun demikan, 3 unit rusun siap di huni oleh warga relokasi penggusuran bantaran kali. Foto: Haritsah Almudatsir/Jawa Pos

jpnn.com - CENGKARENG – Jumat kemarin (10/10) bakal menjadi hari yang tidak terlupakan bagi 114 warga bantaran Kali Grogol, Kali Mookervart, dan Kali Sekretaris, Jakarta Barat. Sebab, hari itu mereka pindah dari rumah yang sudah belasan tahun dihuni. Mereka kini boyongan masuk ke Flat Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat.

Kepindahan warga diantar langsung oleh Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi. Sebanyak 114 orang tersebut merupakan korban penggusuran proyek normalisasi kali dan pembangunan jalan inspeksi di tiga wilayah.

Setelah masuk flat, warga mendapat fasilitas gratis sewa lima bulan. Mereka hanya dibebani biaya listrik dan air. Pembayaran sewa baru dikenakan kepada warga pada bulan keenam. Besarannya Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu per bulan.

Hanya saja, itu belum termasuk biaya air dan listrik di masing-masing unit. ”Setelah beberapa kali melakukan lobi-lobi, akhirnya warga mau pindah,” ucap Effendi kepada wartawan di Flat Daan Mogot kemarin.

Dia menjelaskan, Flat Daan Mogot terdiri atas delapan blok. Namun, yang siap huni baru tiga blok, yakni B, C, dan D. Blok lain ditarget selesai akhir tahun ini. Masing-masing blok memiliki 16 unit. Satu unit memiliki luas 7,2 x 4,8 meter. Di dalamnya dilengkapi dua kamar tidur, satu kamar mandi, balkon, dan ruang keluarga. ”Untuk sementara, warga hanya menghuni Blok D karena blok lain ditempati warga lain,” kata Effendi –sapaan Anas Effendi.

Dia berharap agar warga betah tinggal di flat. Effendi juga meminta warga membujuk teman-teman lain yang belum mau pindah ke flat. ”Awal tahun depan, semua warga di tiga kecamatan yang terkena imbas normalisasi bisa pindah ke sini (flat, Red) semua,” terangnya.

Nurokhim, 55, warga RT 08, RW 02, Palmerah, yang ikut pindah, mengaku senang. Sebab, selama ini dia mengontrak rumah di bantaran Kali Grogol dengan tarif Rp 600 ribu per bulan. ”Selama ini saya ngontrak juga bayar, di rusun juga bayar, jadi nggak masalah,” ucap pria yang setiap hari bekerja sebagai pedagang sayur di Pasar Palmerah itu. (agu/co1/oni)


CENGKARENG – Jumat kemarin (10/10) bakal menjadi hari yang tidak terlupakan bagi 114 warga bantaran Kali Grogol, Kali Mookervart, dan Kali


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News