Kemarau Berkepanjangan, Distribusi Air Turun 50 Persen

Kemarau Berkepanjangan, Distribusi Air Turun 50 Persen
Kemarau Berkepanjangan, Distribusi Air Turun 50 Persen

jpnn.com - JAMBI - Kemarau yang berkepanjangan memberikan dampak kepada ketersediaan air beesih. Pihak PDAM mengakui, jika distribusi air saat ini berkurang sebesar 50 persen.

Akibatnya banyak warga yang menjerit dan mengkritik kinerja dari PDAM Tirta Mayang Kota Jambi. Pihak PDAM Tirta Mayang mengakui hal tersebut diakibatkan oleh musim kemarau.

Husen, Kasi Sumber dan Hibah PDAM Jambi, mengatakan saat ini debit air di Sungai Batanghari berada diangka 1,40 meter dari normal 2 meter. "Debit air kurang dari 2 meter," sebutnya, kepada sejumlah wartawan, Kamis.

Dijelaskan Husen, akibat berkurangnya debit air tersebut, berdampak kepada jumlah distribusi ke pelanggan berkurang mencapai 50 persen. "Kemarau ini kuncinya. Distribusi ke pelanggan jadi berkurang hingga 50 persen," sebutnya.

Namun, sambung Husen, pada intake di Pulau Pandan sangat terlihat sekali angka 1,40 meter tersebut. Sementara itu, air yang masuk untuk diproses oleh PDAM Tirta Mayang Jambi, untuk dibagikan kepada masyarakat berkurang sangat drastis. "Intake kita di Pulau Pandan bisa menunjukkan angka turunnya debit air Sungai Batanghari," jelasnya.   

Ditambahkannya, debit air tersebut sebenarnya sudah berada pada level kritis. "Makanya, distribusi ke pelanggan jadi terhambat," ujarnya.   

Biasanya PDAM Tirta Mayang Jambi memproduksi 500 liter perdetik dalam sehari. Namun, akibat dari musim kemarau ini, PDAM hanya memproduksi 200 hinga 250 liter perdetik dalam sehari.   

"PDAM sebenarnya sangat tergantung pada Sungai Batanghari. Jika sungai Batanghari meningkat, tentu jumlah pasokan dan distribusi kepada masyarakat juga akan meningkat, dan begitu sebaliknya," pungkasnya. (wsn)


JAMBI - Kemarau yang berkepanjangan memberikan dampak kepada ketersediaan air beesih. Pihak PDAM mengakui, jika distribusi air saat ini berkurang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News