Kebanyakan Tetes Mata Picu Katarak

Kebanyakan Tetes Mata Picu Katarak
Kebanyakan Tetes Mata Picu Katarak

SURABAYA - Mata merupakan salah satu indra yang sangat vital. Sayangnya, peran penting itu sering diabaikan karena kurangnya perawatan. Kebutaan pun menjadi ancaman. Namun, hal tersebut bisa dicegah bila mau melakukan deteksi dini. Bertepatan dengan World Sight Day pada 9 Oktober lalu, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Jatim angkat suara mengenai masalah itu. 

Dihelat dalam rangkaian kegiatan yang dimulai 9 Oktober dan berakhir kemarin, Perdami mengingatkan masyarakat bahwa kebutaan bisa dicegah asal mau mendeteksi sejak awal. Alasannya, kondisi lingkungan maupun genetik memunculkan beberapa penyakit mata. Misalnya, katarak, diabetes mata, dan miopia. Bahkan, Poli Mata RSUD dr Soetomo mencatat, beberapa penyakit itu paling banyak menelan korban. "Paling tinggi itu katarak. Dari tahun ke tahun selalu nomor 1," ungkap dr Delfitri Lutfi SpM dalam acara seminar awam kemarin (18/10).

Menurut dia, katarak tidak terjadi begitu saja. Ada banyak faktor penyebabnya. Misalnya, usia di atas 50 tahun dan paparan sinar UV. 

Kebiasaan yang keliru pun membuat jendela hati itu rusak. Salah satunya sering memakai obat tetes mata. Dr Decky Hermawan SpM memaparkan, masyarakat kerap memakai obat tetes saat mata terasa sakit. Kering, mata merah, dan iritasi menjadi beberapa alasan penggunaan obat tetes mata. Padahal, obat itu harus digunakan dengan resep dokter. "Dalam obat tetes mata, ada yang mengandung steroid. Steroid bisa jadi faktor risiko kebutaan," kata dokter yang berdinas di RSUD dr Soetomo itu. 

SURABAYA - Mata merupakan salah satu indra yang sangat vital. Sayangnya, peran penting itu sering diabaikan karena kurangnya perawatan. Kebutaan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News