4.868 Pendatang Baru Terjaring Operasi Biduk

4.868 Pendatang Baru Terjaring Operasi Biduk
Pendataan warga di Palmerah. Foto: Ilustrasi/Haritsah Almudatsir/Jawa Pos

jpnn.com - CAKUNG – Jumlah pendatang baru di Jakarta terus meningkat. Sebab, sebagai kota metropolitan memiliki magnet kuat. Sayangnya, para pendatang itu tidak membekali diri dengan keterampilan yang memadai. Akhirnya, mereka menjadi pedagang kaki lima (PKL) bahkan penyandang masalah sosial.

Kasi Penertiban dan Kerja Sama Penduduk Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Enap Hanapi mengatakan, sebanyak 4.868 pendatang baru yang terjaring operasi bina kependudukan (biduk). Dia menjelaskan, pendatang yang paling banyak di Kecamatan Duren Sawit 940 orang. Menurut dia, jumlah sebenarnya bisa jadi lebih besar.

”Karena terbatasnya anggaran, operasi biduk hanya digelar di satu RW di tiap kelurahan. Ini tentu saja kurang efektif,” katanya, Senin (20/10).

Sebenarnya, lanjut Enap, animo pengurus RT maupun RW sangat tinggi terhadap kegiatan itu. Mereka meminta kegiatan biduk terus dilanjutkan.

”Kadang ada ketua RW yang bertanya kenapa di wilayahnya tidak dilakukan,” ujarnya.

Menurut Enap, pihaknya hanya bisa menjelaskan menjelaskan kepada para ketua RT/RW itu bahwa operasi biduk dilaksanakan di wilayah yang paling rawan.

”Misalnya RW yang dekat industri, banyak kos-kosan, dan permukiman padat penduduk,” terangnya.

Enap menambahkan operasi biduk itu lebih mengarah pada pendataan dan hanya memberikan pengertian, bukan sanksi. Menurut dia, operasi biduk berbeda dengan operasi yustisi. Sebab, pada kegiatan yustisi semua instansi terkait ikut turun.

CAKUNG – Jumlah pendatang baru di Jakarta terus meningkat. Sebab, sebagai kota metropolitan memiliki magnet kuat. Sayangnya, para pendatang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News