Wasekjen PDIP: Bubarkan KIH dan KMP !

Wasekjen PDIP: Bubarkan KIH dan KMP !
Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah. Foto: Dok JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah menegaskan, regrouping partai politik setelah Joko Widodo-Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden harusnya sudah selesai. Sebab, regrouping parpol itu terjadi karena Undang-undang Pemilihan Presiden. Nah, setelah Jokowi-JK dilantik, maka urusan Pilpres itu sudah selesai.

"Selanjutnya, urusan membangun bangsa dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing," tegas Basarah saat diskusi bertajuk "Membangun Sinergi Pemerintah dan Parlemen yang Sehat" yang digelar PolcoMM Institute, di Jakarta, Selasa (21/10).

Karenanya, Basarah menegaskan bahwa sebaiknya Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat, dibubarkan saja kemudian menjadi satu satu yakni gotong-royong Indonesia Raya.

Sebab, kata Basarah, ke depan semuanya akan menghadapi musuh besar yang utama. Pertama, adalah neoliberalisme, yang membuat harga minyak Indonesia tinggi di dalam negeri dipertaruhkan di dunia internasional.

Kedua, musuh yang utama adalah fundamentalisme agama yang ingin mengubah dasar negara Pancasila menjadi negara berdasarkan agama. Untuk itulah, Basarah mengingatkan, supaya jangan terjebak dalam politik pecah belah seperti masa kolonial Belanda.

"Jangan terjebak politik pecah belah, yang membuat kita tidak bersatu dan musuh bisa masuk," ungkap Ketua Fraksi PDIP di MPR RI ini.

Karenanya, Basarah mengingatkan untuk menyadari bersama bahwa sebagai bangsa, jalan persatuan nasional adalah pilihan terbaik untuk menghadapi tantangan musuh yang ada di depan mata.

"Mari bubarkan KIH, KMP dan kita bentuk gotong-royong bangsa Indonesia menghadapi musuh bersama yaitu fundamentalisme agama dan neoliberalisme," kata Basarah.

JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah menegaskan, regrouping partai politik setelah Joko Widodo-Jusuf Kalla dilantik sebagai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News