UKM Daur Ulang Limbah di Kalbar Pikat Investor dari Luar Daerah

UKM Daur Ulang Limbah di Kalbar Pikat Investor dari Luar Daerah
Indra Noviansyah dan Dina Rimandra di depan tumpukan sampah yang akan didaur ulang. Dari hasil usaha kecil menengah yang menseriusi sampah untuk daur ulang, kini bisnis yang dirintis Indra sudah bernilai USD 3 juta. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Usaha kecil menengah (UKM) di bidang pengolahan barang bekas ataupun daur ulang limbah di Kalimantan Barat mulai diminati investor dari luar daerah. Bisnis yang sudah digeluti pengusaha muda Kota Pontianak, Indra Noviansyah lima tahun itu akan diakuisi seorang investor dari Jakarta, Dina Rimandra dengan nilai USD 3 juta.

Dina langsung dibawa berkeliling ke tempat usaha recycling manufacture yang kini ikut dimilikinya itu. Indra Noviansyah yang karib disapa Novint mengaku senang karena baru saja mendapat mitra bisnis partner seorang perempuan. “Jarang sekali perempuan yang peduli akan lingkungan dan mau terjun ke tempat yang dianggap kotor," ujar Novint, Minggu (16/11).

Sedangkan Dina mengaku tertarik untuk terjun total ke bisnis daur ulang itu karena peluangnya masih sangat besar. Dina pertama kali kenal Novint melalui keluarga Ketua Umum HIPMI, Raja Sapta Oktohari pada malam pergantian tahun lalu di Bali.

Selanjutnya, keduanya terlibat dalam diskusi bisnis. "Saya melihat peluang di Pontianak, dan saya mencoba menjemputnya," kata Dina.

Menurutnya, bidang usaha limbah non-organik itu  memang berbeda dengan usaha yang dijalaninya saat ini. Dia mengaku tertarik pada binsis daur limbah karena selain dapat menjaga lingkungan, juga menghasilkan nilai ekonomi.

Ia lantas mencontohkan biji plastik. "Market yang kita tuju juga sudah jelas, kita bisa mengekspor biji plastik yang siap didaur ulang ini ke China, Korea dan India," tambah wanita yang sebelummya juga telah sukses berbisnis di bidang food and beverages ini.

Tidak hanya itu, Dina juga menyempatkan diri untuk terjun langsung ke wilayah pembuangan limbah sawit untuk melihat potensi limbahnya. Selama ini limbah sawit dibuang begitu saja, padahal Dina menilai limbah tersebut memiliki nilai ekonomis.

"Limbah yang berbahaya bagi lingkungan itu akan menjadi sesuatu yang bernilai jika dikelola dengan tehnologi tepat guna, apalagi tingginya demand market negara luar atas produk turunan limbah sawit ini," tutup Dina.

JAKARTA - Usaha kecil menengah (UKM) di bidang pengolahan barang bekas ataupun daur ulang limbah di Kalimantan Barat mulai diminati investor dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News