Tahu Harga BBM Sangat Murah, Ingin Pindah ke Indonesia

Tahu Harga BBM Sangat Murah, Ingin Pindah ke Indonesia
BIASA SUSAH: Seorang pengendara motor mengisi bensin di SPBU milik Petrolimex di Hanoi, Selasa (18/11). Foto: Agus Wirawan/Jawa Pos

jpnn.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Indonesia memantik reaksi keras masyarakat. Padahal, di negara sosialis seperti Vietnam, BBM bersubsidi malah dijual 22.000 dong (VND) atau sekitar Rp 11.000 per liter. Apakah rakyatnya ribut?

Laporan Agus Wirawan, Hanoi

SEPERTI yang terjadi di Indonesia, bensin dan solar adalah salah satu elemen yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan warga Vietnam. Saat ini, diperkirakan terdapat 37 juta sepeda motor yang berlalu-lalang di jalanan Vietnam. Jumlah itu jauh lebih tinggi daripada populasi mobil yang hanya 1,6 juta unit.

Penjualan sepeda motor dan mobil di Vietnam diperkirakan terus tumbuh, mengingat kepemilikannya masih sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang lebih dari 90 juta jiwa. Tidak heran, sejumlah produsen sepeda motor dan mobil merek Jepang serta Korea berani membangun pabrik besar di negeri tersebut. Hal itu membuat jalanan di Vietnam semakin sesak akhir-akhir ini.

Seiring dengan kondisi itu, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di negara tersebut juga terus membengkak. Namun, pemerintah sosialis Vietnam bisa adem-ayem. Sebab, mereka tidak perlu memikirkan anggaran negara yang tersedot habis karena subsidi BBM. Sudah lama Vietnam menerapkan harga BBM sesuai dengan pasar berdasar naik turunnya harga minyak dunia.

Bagi warga Vietnam, harga BBM yang berubah-ubah setiap minggu sudah menjadi hal biasa. Hanya sesekali mereka merasakan perbedaan harga yang cukup mencolok. ’’Beberapa bulan ini harga bensin turun. Bulan Februari harganya sekitar 24.000 dong (VND, mata uang Vietnam), sekarang sudah VND 21.000– VND 22.000. Harga solar hampir sama,’’ ujar Quoc Hung, sopir taksi Ba Sao.

Dengan kurs rupiah VND 1 = Rp 0,571, selisih VND 2.000–VND 3.000 VND atau Rp 1.000–Rp 1.500 per liter tersebut cukup berarti bagi Quoc. Sebab, setiap hari dia membeli sekitar 25 liter bensin. Jika dikalikan Rp 1.500, penurunan harga itu bisa menghemat pengeluaran Rp 37.500 per hari. ’’Beli langsung VND 500.000 atau VND 550.000,’’ kata Quoc dengan bahasa Inggris cukup bagus.

Perubahan harga BBM di Vietnam biasanya terjadi seminggu sekali. Petugas SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) akan langsung mengeset harga di mesin pengisi begitu mendapat info harga baru dari pemerintah. Pernah beberapa tahun lalu harga tiba-tiba naik dari VND 20.000 menjadi VND 22.000. ’’Ada penumpang yang marah waktu itu karena kami juga naikkan tarif taksi,’’ ungkapnya.

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Indonesia memantik reaksi keras masyarakat. Padahal, di negara sosialis seperti Vietnam, BBM

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News