Edarkan Upal untuk Berobat

Edarkan Upal untuk Berobat
Edarkan Upal untuk Berobat

SURABAYA - Beban ekonomi yang semakin berat membuat Sugianto, 46, menghalalkan segala cara. Dia mengedarkan sabu-sabu untuk mengejar upah besar. Ceritanya, akal Sugianto tumpul karena deraan cobaan hidup yang beruntun. Dia berjuang melawan penyakit jantung, sedangkan istrinya terkulai di ranjang rumah sakit gara-gara menderita kanker payudara. 

Karena suntuk, dia langsung menyambar tawaran mengedarkan uang palsu (upal). Sugianto mengedarkan upal pecahan Rp 100 ribuan. Dia mendapat order itu dari orang bernama Rokim, yang dikenalnya di sebuah warung kopi. Rokim kini menjadi buron polisi. 

Sugianto mengaku, sudah dua kali membantu Rokim mengedarkan uang palsu. Dari awal kenal, Sugianto juga tahu bahwa Rokim mengedarkan uang palsu. ''Dia menawarkan saya untuk jual uang palsu. Ini yang kedua. Dulu saya juga pernah mengantarkan uang (upal, Red). Satu kali kirim biasanya saya dikasih ongkos Rp 500 ribu,'' jelasnya.

Lelaki yang sehari-hari bekerja serabutan itu menuturkan, ongkos yang didapatnya dipakai untuk biaya berobat. Penyakit jantung yang dia derita membuat dirinya tidak bisa lagi mengerjakan pekerjaan kasar. Bebannya juga semakin berat mana kala dia harus memikirkan biaya pengobatan istrinya yang menderita kanker payudara. ''Saya tidak bisa kerja yang berat-berat, Mas. Jantung saya sakit. Hasil berjualan uang palsu ini saya kirim untuk istri yang masuk rumah sakit di Nganjuk. Saya terpaksa,'' tuturnya kepada wartawan dengan wajah memelas. Unit Reskrim Polsek Sawahan berhasil menciduk pria tiga anak tersebut saat akan bertransaksi dengan calon pembeli pada Sabtu (15/11). (did/c4/ib)

SURABAYA - Beban ekonomi yang semakin berat membuat Sugianto, 46, menghalalkan segala cara. Dia mengedarkan sabu-sabu untuk mengejar upah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News