Jomblo karena DNA

Jomblo karena DNA
Ilustrasi: Wahyu Kokkang/Jawa Pos

jpnn.com - BERSTATUS jomblo memang tidak enak. Meski mungkin banyak teman, tetap saja kesepian. Belum lagi harus kena bully tiap hari. Padahal, usaha juga tak kurang.

Sudah berupaya memperluas pergaulan, tetap saja jomblo. Mencoba-coba mencari ’’stok lama’’ teman alumni SMA atau kuliah yang mungkin jadi pasangan, tetap tidak ketemu. Sudah punya finansial mapan, masih saja tidur sendiri.

Sayangnya, mungkin saja nasib itu sulit diubah. Para ilmuwan asal Peking University di Beijing, Tiongkok, menemukan gen singleton, sebuah gen jomblo yang ada di DNA.

Para ilmuwan yang menggunakan 600 mahasiswa sebagai sampel tersebut mengidentifikasi gen 5-HTA1 yang terdiri atas dua versi, yakni G dan C. Nah, yang punya versi G memiliki kecenderungan menjadi jomblo.

Versi G hanya punya sedikit serotonin, senyawa kimia pada otak yang bikin mood positif atau bahagia. Jika serotonin sedikit, akan punya masalah dalam mendekati orang lain. Juga, mudah depresi.

Namun, tetap saja kita harus percaya bahwa jodoh ada di tangan Tuhan. Dr Pam Spurr, pakar hubungan sosial Inggris, mengatakan, meskipun gen mencerminkan perilaku, manusia memiliki pilihan.

’’Jika kesulitan dalam berhubungan, mereka bisa belajar dari kesalahan untuk bisa sukses menarik perhatian seseorang,’’ katanya. Tetap berusaha, jomblowers! (mirror.co.uk/c17/sof)

 


BERSTATUS jomblo memang tidak enak. Meski mungkin banyak teman, tetap saja kesepian. Belum lagi harus kena bully tiap hari. Padahal, usaha juga tak


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News