Syahrial-Sofyan Saling Serang

Syahrial-Sofyan Saling Serang
Syahrial-Sofyan Saling Serang
JAKARTA - Dua orang bekas anak buah Syahrial Oesman membuat mantan Gubernur Sumsel periode 2003-2008 itu kian tersudut. Ketika dikonfrontasi oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) saat bersaksi untuk terdakwa Chandra Antonio Tan, konsorsium pembangun jalan akses menuju pelabuhan Tanjung Api Api (TAA), Sofyan Rebuin dan Musyrif Suwardi, dengan tegas menyatakan disuruh oleh gubernur berangkat ke Jakarta menemani Chandra memberikan uang Rp2,5 miliar kepada ketua Komisi IV DPR-RI Yusuf Erwin Faisal, yang didampingi Sarjan Tahir dan Hilman Indra.

jpnn.com -

Namun keterangan Sofyan (mantan Sekda Sumsel/Kepala BPP-TAA) dan Musyrif (Sekda Sumsel) itu dengan tegas pula dibantah oleh Syahrial. “Saya tidak tahu itu dan tidak pernah menyuruh Sofyan dan Musyrif menemani Chandra. Memang ada saya perintahkan Sekda Musyrif ke Jakarta waktu itu (25 Juni 2007), tapi tugasnya menghadiri rapat di Depdagri. Soal itu (penyerahan uang) saya tidak tahu,” bantah Syahrial di Pengadilan Tipikor, Kamis (22/1).

Bantahan mantan orang nomor satu di Provinsi Sumsel tersebut berbuah konfrontasi langsung oleh Sofyan dan Musyrif. ”Beberapa hari sebelum penyerahan, saya ditelepon pak Sarjan untuk menyiapkan dana Rp2,5 miliar lagi karena akan rapat di Komisi IV dengan Menhut. Lalu, kami rapat lagi dengan pak gubernur, lalu perintah dari gubernur minta Chandra siapkan dana, perintah gubernur itu dilaksanakan. Berangkat dari Palembang bersama-sama dengan Sekda dan Chandra, kami menuju Hotel Mulia Jakarta,” ungkap Sofyan.

Di hotel Mulia, kata Sofyan, sudah menunggu Ketua Komisi IV Yusuf Erwin dan wakil ketua komisi Hilman Indra, sementara Sarjan datang beberapa menit setelah itu. Sarjan dan Hilman adalah dua anggota Komisi IV asal Dapil Sumsel. Versi Sofyan, ketika di lobby hotel Mulia, map berisi cek senilai Rp2,5 miliar itu diberikan langsung oleh Chandra, bos PT Chandratex Indo Artha, kepada Yusuf Erwin. Sementara versi Chandra, map itu diberikan dulu kepada Sofyan lalu dari Sofyan ke Yusuf Erwin.

Sofyan juga menceritakan bahwa pada 9 Oktober 2006 ada pertemuan antara dirinya, Chandra, Bupati Banyuasin Amiruddin Inoed, dan Gubernur Sumsel diruang gubernur. Dalam pertemuan itu, lanjut Sofyan, dirinya membawa Chandra menghadap gubernur karena sebelumnya diminta gubernur mencari Chandra. Gubernur juga minta Sofyan mencari anggota DPR asal Dapil Sumsel. Lagi-lagi Syahrial membantahnya.

”Jelang rapat gubernur dengan kontraktor se-Sumsel tentang mudik lebaran, saya berada di ruang saya (ruang Sekda), waktu itu saya bersama Pak Amiruddin Inoed. Waktu Chandra masuk ruangan saya, langsung saya ajak ke ruang gubernur. Kami bertiga akhirnya ke ruang gubernur. Dalam pembicaraan yang tak sampai setengah jam itu, kita lapor bahwa ada DPR minta biaya operasional Rp5 miliar. Belum diputuskan waktu itu,” beber Sofyan.

”Saya kira pak Sofyan mau pinjam dana ke Pak Chandra. Pertemuan singkat di ruang saya waktu itu ada pembicaraan Pak Sofyan, Pak ini ada yang mau minjami dana, sambil mengarah kepada Pak Chandra. Saya kira Pak Sofyan mau pinjam uang kepada Pak Chandra. Kan waktu itu, Pak Sofyan juga lagi pencalonan Gubernur di Bangka Belitung. Makanya saya tak terlalu menghiraukan,” beber Syahrial.

Munculnya angka Rp5 miliar tersebut, terang Sofyan, karena dirinya pernah ditelepon oleh Sarjan. ”Muncul angka Rp5 miliar itu disampaikan oleh Pak Sarjan. Tapi tidak ada pembicaraan soal cara pembayaran. Pak Sarjan pernah bilang bahwa rapat itu sempat tertunda karena permintaan uang tersebut belum dikabulkan. Permintaan Rp5 miliar itu sebelum RDP (rapat dengar pendapat) antara Komisi IV DPR dan Dephut. Saya langsung lapor kepada pak gubernur. Pertama, pak gubernur jawab pikir-pikir. Kedua, nanti kita rapatkan. Lalu pertemuan di rumah dinas gubernur, kata Pak gubernur, Chandra urus oleh kamu,” papar Sofyan, sembari menerangkan tentang Sarjan pernah mengutarakan bahwa penting dana itu ada agar suara DPR bulat dan tak ada bola-bola liar. Tentang hal itu JPU memperdengarkan sadapan pembicaraan via telepon seluler.

JAKARTA - Dua orang bekas anak buah Syahrial Oesman membuat mantan Gubernur Sumsel periode 2003-2008 itu kian tersudut. Ketika dikonfrontasi oleh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News