Pukul Mahasiswa di Musala, Polisi Lecehkan Rumah Ibadah

Pukul Mahasiswa di Musala, Polisi Lecehkan Rumah Ibadah
Pukul Mahasiswa di Mushola, Polisi Lecehkan Rumah Ibadah. Foto JPNN.com

jpnn.com - PEKANBARU - Membubarkan paksa aksi massa mahasiswa, silahkan saja. Mau bentrok pun, silahkan. Tapi kalau sampai bentrok dan tindakan kekerasan dilakukan di dalam rumah ibadah, jelas polisi telah bertindak sangat salah.

Pernyataan ini disampaiakn Taufiqul Hulam di Pekanbaru, Riau, Rabu (26/11). Omongan ini sebagai reaksi dari polisi yang bertindak brutal mengejar mahasiswa yang menolah kehadiran Presiden Joko Widodo di Riau.

Akademisi Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning ini mengatakan, tindakan polisi yang menyerbu masuk ke dalam mushola saat membubarkan aksi mahasiswa di komplek RRI Pekanbaru, tidak dapat diterima.
 
''Apapun alasannya, rumah ibadah harus steril dari tindakan kekerasan. Apalagi polisi sampai masuk menggunakan sepatu dan Al Quran berserakan. Ini jelas sangat disayangkan, rumah ibadah diinjak-injak aparat,'' kata Taufiq.

Alumnus Universitas Islam Indonesia (UII)-Yogyakarta ini mengatakan, polisi harusnya bersikap lebih sabar. Jika memang mahasiswa tak juga kunjung mau keluar dari mushola, lebih baik ditunggu saja.

 ''Namanya manusia, kalau ditungguin pasti akan keluar juga. Mengapa harus sampai masuk ke dalam mushola, memukuli mahasiswa di dalam rumah ibadah. Alasan apapun, ini jelas polisi sudah melakukan pelecehan terhadap rumah ibadah,'' tegas Taufiq. (pekanbaru pos/awa/jpnn)

 


PEKANBARU - Membubarkan paksa aksi massa mahasiswa, silahkan saja. Mau bentrok pun, silahkan. Tapi kalau sampai bentrok dan tindakan kekerasan dilakukan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News