166 Orangutan Tersingkir dari Lahan Sawit

166 Orangutan Tersingkir dari Lahan Sawit
Seekor orang utan yang menjadi korban penembakan saat menjalani nekropsi. Foto Gunawan Sutanto/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - PALANGKARAYA - Masih ingat dengan video pembantaian orangutan yang beredar di internet dua tahun silam? Cuplikan gambar menghebohkan tersebut belum membuat otoritas baik pusat maupun daerah memberikan perlindungan berarti bagi primata langka tersebut.

Kemarin (5/12) seekor orangutan asal Kalimantan Tengah tewas setelah ditemukan 40 butir peluru ditubuhnya.Orangutan malang itu meninggal setelah beberapa jam diserahkan ke lembaga swadaya masyarakat Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).
 
Program Manager BOSF Nyaru Menteng, Palangkaraya, Denny Kurniawan mengatakan orangutan betina dewasa itu diserahkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dalam kondisi mengenaskan pada Kamis dini hari (4/12), sekitar pukul 03.00 waktu setempat.

"Saat datang kondisinya sudah lemah. Lengan kiri dan kaki kanannya patah," ujar Denny.

Tim medis BOSF Nyaru Menteng langsung melakukan tindakan medis para orangutan tersebut. Yang mengejutkan, setelah dilakukan x-ray, ternyata di tubuh hewan lucu itu dipenuhi sejumlah peluru angin. Total 40 peluru bersarang di kepala dan bagian tubuh lain.

Jumat pagi (5/12) akhirnya nyawa orangutan itu tak tertolong lagi. Jawa Pos sempat melihat langsung proses nekropsi (otopsi pada hewan). Dalam hasil x-ray memang tampak sejumlah lubang di tubuh orangutan ini. Dari jarak dekat juga terlihat luka dalam di sekujur tubuh.

Hasil x-ray menunjukkan ada 10 peluru bersarang di kepala, 8 peluru di kaki dan panggul kiri, 18 peluru di kaki dan panggul kanan, serta 6 peluru di dada dan tangan kanan.
Salah seorang pegawai BKSDA yang mengantarkan orangutan ini ke BOSF, Nandang sempat terkejut ketika Jawa Pos mengetahui kejadian ini dan melaporkan ke atasan. Koran ini memang sengaja datang ke BOSF untuk membuat sebuah liputan khusus mengenai rehabilitasi orangutan.

Nandang juga berupaya menutupi penyebab kematian satwa ini dengan mengatakan kemungkinan orangutan itu ditembak oleh warga. "Mungkin diburu warga," ujarnya.

Padahal berdasarkan berita acara penyerahan, kronologi penemuan orangutan ini jelas berada di lahan perkebunan kelapa sawit. Orangutan disebutkan berasal dari Barunang Miri Estate atau PT. Surya Inti Sawit Kahuripan (SISK), sebuah perusahaan kelapa sawit yang merupakan anak perusahaan dari Makin Group.

PALANGKARAYA - Masih ingat dengan video pembantaian orangutan yang beredar di internet dua tahun silam? Cuplikan gambar menghebohkan tersebut belum

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News