SBY Pintar Lihat Sikon

SBY Pintar Lihat Sikon
SBY Pintar Lihat Sikon

jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Eksekutif Pusaka Trisakti Fahmi Habsyi, mengatakan, keputusan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tidak memilih mendukung Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih atau "non blok" adalah cerdik. Menurut Fahmi, strategi politik itu dimainkan untuk menghadapi pemilihan umum 2019.

"Pak SBY kan ahli strategi, jadi lumrah saja sebagai strategi politik. Istilah saya bukan non blok, tapi liat sikon (situasi kondisi)," kata dia, Jumat (12/12).

Menurut dia, apapun istilahnya SBY tetap saja di luar pemerintahan. Menurut Fahmi, pertimbangan SBY adalah banyaknya kasus dugaan koropsi yang menimpa kader SBY di Demokrat. Seperti kasus yang menimpa Jero Wacik, maupun skandal Bank Century yang belum jelas menyeret siapa lagi ke depannya.   "Jadi, masih ragu melangkah," tegas Fahmi.

Menurut Fahmi, mengungkapkan keputusan Demokrat menjadi penyeimbang bukan hal yang negatif dan tidak boleh dianggap remeh.

Kata Fahmi, PDIP dalam "laboratorium politik" Indonesia sudah membuktikan bahwa menjadi partai penyeimbang bisa memenangi Pemilu 2014. Jika PDIP dan Jokowi tidak waspada mungkin saja Demokrat memenangi Pemilu 2019.

"SBY dan PD sedang menghitung apakah pemerintahan Jokowi-JK cukup kuat melewati dua tahun. Kalau sekedar biayai partai sambil berpuasa kekuasaan selama lima tahun, PD masih mampu,” katanya.

Dia yakin  Demokrat segera bergabung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kall kalau sikon sudah kepepet dan membahayakan kader lainnya.

"Tapi, jika menunggu kepepet mungkin  sudah terlambat. Bagi Jokowi-JK the show must go on," pungkas deklarator Projo ini. (boy/jpnn)


JAKARTA - Sekretaris Eksekutif Pusaka Trisakti Fahmi Habsyi, mengatakan, keputusan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tidak


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News