Komnas PA Minta Situs 'Berbau' Seks Diblokir

Komnas PA Minta Situs 'Berbau' Seks Diblokir
Ketua Umum Komnas PA Aries Merdeka Sirait. Foto: ANTARA/Aditya Rohman

jpnn.com, JAKARTA - Kejahatan seksual pada anak terus terjadi di Indonesia. Pemicunya diduga kuat karena maraknya situs porno yang bisa diakses oleh masyarakat. Karena itu, Komnas Perlindungan Anak (Komas PA) mendesak Pemerintah untuk menutup situs-situs tersebut.

"Situs-situs ini menjadi pemicunya," tegas ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait di Jakarta, kemarin (14/12).

Arist mengatakan, pemerintah harus segera mengambil tindakan atas kondisi ini. sebab, pihaknya terus mencatat adanya peningkatan kasus kekerasan seksual pada anak. Berdasarkan data yang dikumpulkan Komnas PA, tercatat sekitar 2.750 kasus pelanggaran hak anak yang terjadi di Indonesia.

Sebesar 58 persen dari kasus tersebut merupakan kejahatan seksual terhadap anak. Kekerasan seksual ini beragam, mulai dari sodomi, fedofilian, perkosaan, dan perbuatan cabul. Aris bahkan menyebut, 10 dari kejahatan seksual tersebut dilakukan dalam bentuk incest atau kekerabatan yang dekat.

Sedangkan 42 persen lainnya, meruapakan  kasus kekerasan fisik, eksploitasi ekonomi, perdagangan anak untuk tujuan ekspolitasi seksual komersial, penelantaran, penculikan dan penjualan serta kasus-kasus perebutan anak.

"Kami berdiri tegak untuk melawan aksi kekerasan ini. Mata rantai kasus kejahatan seksual ini harus diputus. Salah satunya dengan hal itu (menutup situs porno)," tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP&PA) Yohana Yembise menyatakan sependapat. Ia mengatakan, usul itu pun mendapat respon baik oleh perusahan-perusahan pengembang di bidang informatika.

Hal itu diungkapkan mereka saat pertemuan membahas kejahatan pada anak di Inggris beberapa waktu lalu.

Kejahatan seksual pada anak terus terjadi di Indonesia. Pemicunya diduga kuat karena maraknya situs porno yang bisa diakses oleh masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News