Tinggalkan Jejak Sejarah Kelahiran Pancasila

Tinggalkan Jejak Sejarah Kelahiran Pancasila
Syafrudin menjelaskan artefak-artefak sejarah peninggalan Bung Karno selama menjalani pengasingan di Ende, NTT. Foto: Thoriq S. Karim/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - PROKLAMATOR Kemerdekaan Soekarno pernah tinggal di Kabupaten Ende empat tahun. Rumah bersejarah itu kini terawat baik dan menjadi bangunan cagar budaya. Banyak peninggalan Bung Karno yang tersimpan di rumah tersebut.

Laporan Thoriq S. Karim, Ende

Soekarno menjalani masa pengasingan di Kelurahan Kota Ratu, Kabupaten Ende, pada 1934–1938. Saat itu Bung Karno masih berusia 33 tahun.

”Cukup muda, tapi sudah menggemparkan dunia,” ujar Syafrudin Pua Ita, ahli waris pemilik rumah tersebut, ketika menemui Jawa Pos (induk JPNN.com) beberapa waktu lalu.

Bung Karno diasingkan setelah pemerintah Belanda menilai dia tidak mau diatur, bahkan menolak untuk tunduk. Bung Karno tiba di Ende pada 14 Januari 1934 dengan menggunakan kapal barang KM Van Riebeeck. Setelah berlayar delapan hari, dia bersama kerabatnya tinggal di rumah milik sahabatnya bernama Abdullah Ambuwaru.

Selama empat tahun, Bung Karno tinggal bersama Inggit Ganarsih, istrinya; Amsih, mertuanya; dan dua anak angkat Amsih yang bernama Ratna Juami dan Kartika.

Syafrudin menjelaskan, di kompleks rumah itu Bung Karno menghabiskan hari-harinya. Tapi, dia tidak mau tinggal diam. Banyak aktivitas yang dia lakukan. Mulai berdiskusi, merenung, hingga membuat tonil (semacam naskah drama).

"Tonil karya Bung Karno sering dipentaskan siswa sekolah di Ende," ujar Syafrudin.

PROKLAMATOR Kemerdekaan Soekarno pernah tinggal di Kabupaten Ende empat tahun. Rumah bersejarah itu kini terawat baik dan menjadi bangunan cagar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News