Zahriyani Putri Agustin, Bocah Korban Penyanderaan Dramatis di Gresik

Dipuji karena Sikapnya yang Tenang dan Tidak Panik

Zahriyani Putri Agustin, Bocah Korban Penyanderaan Dramatis di Gresik
Rani di pangkuan ayahnya, Agus Siswanto, saat dikunjungi Kapolres Gresik AKBP E. Zulpan (kiri) dan Wakapolres Alfian Nurrizal.Foto: Umar Wirahadi/Jawa Pos/JPNN.com

RABU pagi (17/12) warga Gresik, Jawa Timur, digegerkan aksi penyanderaan dramatis. Korbannya adalah siswi SDN Tlogopatut II, Kota Gresik, yang bernama Zahriyani Putri Agustin. Gadis 9 tahun yang akrab dipanggil Rani itu akhirnya selamat setelah petugas berhasil melumpuhkan pelaku, Fuad Ahmad, di tengah keramaian lalu lintas Kota Pudak. Bagaimana kondisi Rani sehari setelah kejadian itu?
 
UMAR WIRAHADI, Gresik
 
Rumah sederhana di Jalan Dewi Sekardadu, Desa Ngargosari, Kebomas, Gresik, kemarin (18/12) tidak henti-henti didatangi tamu. Rumah setengah jadi berukuran 7 x 12 meter tersebut sampai tidak mampu menampung banyaknya tamu. Mereka pun terpaksa keluar masuk secara bergiliran.

Ya, para tamu itu hilir mudik di rumah keluarga Agus Siswanto untuk membesuk Zahriyani Putri Agustin yang masih trauma. Sehari sebelumnya, Rani -- panggilan akrab anak pertama pasangan Agus Siswanto dan Nur Fadilah tersebut -- menjadi korban penyanderaan oleh Fuad Ahmad, warga asal Nusa Tenggara Barat, yang mengalami depresi berat setelah kalah judi bola. Nyawa Rani sempat terancam karena selama sekitar dua jam Fuad menodongkan pisau di leher siswa kelas IV SD itu.

Fuad mengancam akan membunuh korban bila ada yang nekat mendekat dan menolak permintaannya.

"Jangan mendekat atau anak ini saya bunuh," hardik Fuad setiap petugas berusaha membujuknya untuk melepaskan Rani.

Bocah itu akhirnya berhasil diselamatkan setelah petugas gabungan dari Polres Gresik dan Kodim 0817/Gresik melumpuhkan Fuad yang lengah saat minta diantar ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Mobil patroli yang disopiri Kapten Suwanto, perwira Kodim 0817/Gresik, yang membawa Fuad bersama sanderanya berhenti di lampu merah di Jalan Veteran Gresik. Saat itulah Suwanto beraksi merebut pisau yang dibawa Fuad. Sementara itu, dari luar, beberapa polisi bergerak cepat membekuk pelaku. Dalam pergumulan tersebut, Fuad terpaksa ditembak hingga tewas karena melawan.

Di tengah kerumunan tamu di rumahnya kemarin, bocah kelahiran 10 Januari 2005 itu lebih banyak diam. Dia hanya menjawab pertanyaan dengan tersenyum.

"Dia (Rani, Red) belum mau banyak bicara. Wajahnya juga masih pucat," kata Agus Siswanto, ayah Rani, kepada Jawa Pos (induk JPNN.com) ini.

Di antara para tamu ada sejumlah pejabat. Rombongan pertama yang datang sekitar pukul 08.00 adalah Bupati Sambari Halim Radianto dan Wakil Bupati M. Qosim. Mereka didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Nadlif, Kabaghumas Suyono, dan Camat Kebomas Jaeruddin. Menyambut kedatangan orang nomor satu di Pemkab Gresik itu, Rani terlihat senang. Dia mulai bisa tersenyum.  Apalagi ketika bupati dan wakil bupati secara bergantian menggendong bocah manis tersebut.

RABU pagi (17/12) warga Gresik, Jawa Timur, digegerkan aksi penyanderaan dramatis. Korbannya adalah siswi SDN Tlogopatut II, Kota Gresik, yang bernama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News