Calon Pilot Direndam 15 Jam di Laut

Calon Pilot Direndam 15 Jam di Laut
LULUS: Para taruna sekolah pilot membawa pelampung kecil sebelum menceburkan diri ke Selat Bali, Jumat (19/12). Foto: Taufik Ferdiansyah/Radar Banyuwangi

jpnn.com - BANYUWANGI – Sebanyak 48 taruna penerbang Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi (LP3B) angkatan II telah berhasil menyelesaikan jungle and sea survival di Lanal Banyuwangi Jumat (19/12). Berakhirnya pelatihan yang diikuti para taruna selama lima hari tersebut ditandai dengan penyematan brevet kepada seluruh calon pilot dalam upacara penutupan di tepi pantai belakang Lanal Banyuwangi pada pukul 09.00 kemarin.

Kapten Laut (P) Hari Handoko, salah seorang pelatih Lanal Banyuwangi, mengatakan, pada tahap pertama, materi yang diberikan dalam pengenalan meliputi beberapa hal. Antara lain, kepemimpinan, dasar navigasi, pengawetan makanan, cara memasang perangkap binatang, dasar tali-temali, dan dasar mountaineering. Juga cara memasak, cara mencari komunikasi visual, uji keberanian naik ketinggian, serta olahraga umum dan bela diri.

Lalu, tahap kedua dilaksanakan di perkebunan Selogiri. Peserta diberi tantangan bertahan hidup di pegunungan yang dingin dan keras. Intinya adalah mempraktikkan teori yang sudah diperoleh pada tahap pertama. Tak ketinggalan, pada tahap itu peserta harus mampu bertahan dengan menyantap ”hidangan spesial”, darah dan daging ular.

”Kami hanya bekali mereka dengan ubi-ubian. Selanjutnya, mereka akan mencari makanan sendiri di tengah hutan. Itu bertujuan agar para calon pilot ini nantinya siap jika menghadapi hal serupa saat menjadi pilot,” kata Hari.

Selanjutnya, para taruna diberi pelatihan di laut selama dua hari. Mereka dituntut oleh pelatih untuk bisa bertahan hidup dan beradaptasi dengan laut, misalnya mencari ikan dan tidur di laut dengan hanya menggunakan pelampung. Tujuannya, apabila suatu saat nanti kondisi seperti itu menghadang dalam tugas, mereka sudah siap.

Mereka berendam di laut mulai pukul 16.00 sampai 07.00 atau 15 jam. ”Tidak diberi bekal, tapi kami larungkan beberapa makanan untuk dimakan para taruna,” tambah Hari.

Selama mengikuti pelatihan jungle and sea survival, para calon pilot pasti mendapatkan ilmu yang belum pernah diperoleh sebelumnya. ”Di hutan, kami ajarkan bagaimana mengubah air keruh menjadi air jernih yang bisa dikonsumsi. Caranya, kelenteng yang sudah kering ditumbuk halus. Selanjutnya, tumbukan kelenteng (biji kelor) itu direndam dalam air keruh. Setelah dibiarkan beberapa waktu, kotoran pada air keruh tersebut akan mengendap bersama tumbukan kelenteng itu. Lalu, air yang tadinya keruh berubah menjadi jernih dan bisa dikonsumsi,” terang Kapten Ketut Prasetyo, pelatih jungle.

Sementara itu, Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Edi Eka Susanto mengatakan, pelatihan jungle and sea survival mengajarkan keterampilan yang wajib dimiliki para calon pilot. ”Saya berharap pelatihan yang telah diberikan selalu diingat oleh 48 taruna calon pilot dan 4 sekuriti ini. Sebab, nanti saat bertugas pasti sangat berguna ilmu yang sudah mereka dapat selama mengikuti pelatihan di Lanal Banyuwangi lima hari ini,” kata perwira asal Magelang itu. (tfs/JPNN


BANYUWANGI – Sebanyak 48 taruna penerbang Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi (LP3B) angkatan II telah berhasil menyelesaikan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News