Aktivitas Arifin Panigoro setelah Gagal Merevolusi Sepak Bola Indonesia

Fokus Usia Dini, Rencana Bangun PPSB 20 Hektar

Aktivitas Arifin Panigoro setelah Gagal Merevolusi Sepak Bola Indonesia
Aktivitas Arifin Panigoro setelah Gagal Merevolusi Sepak Bola Indonesia

jpnn.com - Arifin Panigoro, ternyata tidak takut kembali terjun di sepak bola. Meski dianggap gagal, dan lepas tangan soal gaji pemain Persebaya 1927, namun Arifin tetap mau mengurus sepak bola. Terbukti, kini dia membangun pusat pelatihan sepak bola (PPSB) di kawasan Cianjur, Jawa Barat.

SIDIK M. TUALEKA, Cianjur 
--- 
LANGIT di Cianjur, Jawa Barat, kemarin siang (20/12) tidak begitu cerah. Awan pekat hitam dengan setia memayungi salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat itu. Meski begitu, sampai matahari tepat lurus di atas kepala, hujan pun tidak kunjung turun hingga acara peresmian lapangan sepak bola Maleber Olympic Center usai.

Itu hanya satu di antara total empat lapangan yang akan dibangun Arifin Panigoro di atas lahan seluas 20 hektar di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. ''Sisanya tunggu proses pembebasan lahan sekitar,'' ujar Arifin sambil menunjuk ke arah sekeliling lapangan yang baru diresmikan tersebut.

Dia memang sengaja membangun fasilitas latihan dalam ketinggian ribuan meter di desa Maleber, Cianjur, itu. Harapannya, setiap pemain yang berlatih di sana bakal memiliki VO2 max di atas rata-rata. ''Sebab, oksigen di daerah sini sangat tipis. Itu sangat membantu para pemain untuk melatih kebugaran jantung dan paru-paru mereka,'' tegasnya.

Selain fasilitas lain untuk sepak bola, Arifin akan membangun asrama pemain, kolam renang, lintasan atletik, serta lapangan tenis dan bulu tangkis. Semua bakal dibangun di area yang dikelilingi hijaunya kebun teh tersebut. Gerakan membangun yang diperkirakan menghabiskan anggaran Rp 100 miliar itu adalah bagian dari aktivitas lain Arifin setelah gerakan revolusi sepak bola Indonesia yang diusung bersama kelompoknya pada 2011 silam kandas di tengah jalan.

Ketika itu, meski berhasil menggulingkan Nurdin Halid dari ketua umum PSSI, Arifin dan gerbongnya akhirnya tersingkir oleh kelompok Komite Penyelamat PSSI (KPSI) yang dipimpin La Nyalla Mattalitti. Konsekuensinya, kompetisi IPL (Indonesian Premier League) yang digagas Arifin pun kandas pada akhir 2013.

''Saat itu sudah banyak yang kami lakukan, tapi semua gagal. Saya bahkan tidak berhasil menjadi ketua PSSI karena diganjal kiri-kanan,'' jelas Arifin. ''Tapi, itu adalah masa lalu dan tidak akan menyurutkan saya untuk membangkitkan semangat sepak bola Indonesia,'' kata pemilik Medco Grup itu.

Dia pun memutuskan kembali ke puncak Cianjur dan membangun pusat pelatihan sepak bola (PPSB) di sana. Selain satu lapangan yang baru dibangun, ada tiga lapangan lain yang masih direncanakan. Dua di antaranya bakal menggunakan rumput sintesis plus lintasan atletik.

Bagi Arifin, seluruh fasilitas tersebut dibangun karena dirinya ingin bertindak lebih konkret untuk membangun sepak bola nasional. ''Saya pernah berjuang agar bisa masuk sistem untuk memperbaiki sepak bola nasional. Tapi, kenyataannya, saya tidak jadi apa-apa. Jadi, saat ini saya berusaha dengan hal-hal yang lebih konkret saja untuk membangun sepak Indonesia,'' timpalnya.

Arifin lantas menjelaskan bahwa pusat pelatihan tersebut bakal diperuntukkan khusus bagi pembinaan sepak bola usia dini seperti La Masia milik Barcelona di Spanyol. ''Sudah lama saya terinsipirasi dengan perkembangan sepak bola dari (Lionel) Messi. Dia dibina sejak kecil di akademi sepak bola yang bagus dan terstruktur. Akhirnya menjadi bintang sepak bola dunia,'' kata pengusaha asal Bandung itu. (*/c19/ko)


Arifin Panigoro, ternyata tidak takut kembali terjun di sepak bola. Meski dianggap gagal, dan lepas tangan soal gaji pemain Persebaya 1927, namun


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News