Ancaman Video ISIS Bukti Terkonsolidasinya Gerakan Radikal

Ancaman Video ISIS Bukti Terkonsolidasinya Gerakan Radikal
Ancaman Video ISIS Bukti Terkonsolidasinya Gerakan Radikal

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi menilai ancaman kelompok Islamic State of Iraq and Syria kepada institusi keamanan di media sosial jangan dianggap remeh.

Seperti ancaman ISIS yang diunggah di Youtube, harus dilihat sebagai bentuk terkonsolidasinya gerakan radikal dan terorisme di Indonesia.

Masa habernasi dan tiarap dari jejaring terorisme di indonesia paskatewasnya Dr Azahari dan Noordin M Top telah berlalu. Jejaring radikal ini juga telah melakukan regenerasi yang baik paskapengiriman ratusan orang ke Suriah dan Irak selama setahun terakhir dan puluhan diantaranya telah kembali ke indonesia via Batam, Medan, Makasar dan Surabaya.

Menurut Muradi, mereka yang kembali ke Indonesia inilah yang membangun jejaring baru dan memotivasi jejaring lama untuk kembali menyebar teror di Indonesia. "Artinya ada hal urgent yang harus disikapi oleh TNI, Polri, BNPT, dan juga Densus 88 terkait dengan ancaman yang disebar via sosial media tersebut," kata Muradi, Jumat (26/12).

Menurut Muradi, ada lima hal yang harus dilakukan oleh institusi keamanan dalam merespon ancaman tersebut. Yakni pertama, ancaman tersebut harus dilihat sebagai bagian dari kemungkinan menguatnya gerakan radikal di Indonesia sebagai efek dari pengiriman ratusan orang ke Suriah dan Irak.

"Dan ini juga merupakan bagian dari rangkaian penyanderaan di Sidney Australia beberapa waktu lalu," ungkapnya.

Kedua, institusi keamanan harus mendahului menyerang dan menghadang gerakan teror dan radikal di indonesia. "Baik jejaring yang lama maupun jejaring yang baru dari reinkarnasi jejaring ISIS di Indonesia," ujarnya.

Ketiga, institusi keamanan harus memastikan penangkapan gembong terorisme di Indonesia atau setidaknya menghancurkan basis dan jejaring teror yang ada agar ada efek gentar yang membuat manuver dan upaya untuk melakukan teror tidak dilakukan secara masif.

JAKARTA - Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi menilai ancaman kelompok Islamic State of Iraq and Syria

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News