Jokowi Serahkan Penghargaan Pangan di Tengah Sawah

Jokowi Serahkan Penghargaan Pangan di Tengah Sawah
Selain menyerahkan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara, Presiden Joko Widodo (berdiri, kanan) juga berdialog dengan petani di pematang sawah Balai Besar Tanaman Padi, Subang, Jawa Barat. Foto: setkab

jpnn.com - SUBANG - Presiden Joko Widodo menyerahkan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara kepada delapan gubernur yang dinilai sukses sebagai pembina ketahanan pangan. 

Kedelapan gubernur itu adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi, Sumatera Barat Irwan Prayitno, Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh, Kalimantan Barat Cornelis M.H., Jawa Timur Soekarwo, dan Jambi Hasan Basri Agus.

Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara itu sendiri adalah penghargaan kepada sejumlah tokoh yang berjasa dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan. Uniknya, untuk pertama kalinya sejak diselenggarakan pada tahun 1979, para peraih Adhikarya Pangan Nusantara ini menerima penghargaan tersebut di tengah sawah, tepatnya di pematang sawah di Balai Besar Tanaman Padi, Subang, Jawa Barat, Jumat (26/12)

Jokowi sempat menyindir kemungkinan adanya pihak yang kecewa lantaran menerima penghargaan di tengah sawah. “Kelihatannya ada yang agak kecewa karena tidak ke Istana. Saya mengerti wong tiap hari ke sawah kok ke sawah lagi. Nanti saya undang ke Istana,” ujar presiden.

Setelah menyerahkan penghargaan, Presiden Jokowi mengutarakan kekecewaannya karean Indonesia sebagai negara yang sangat kaya, sawahnya sangat luas ini masih impor beras. “Saya malu waktu ketemu Presiden Vietnam di Asean Summit ditanyakan, Presiden Jokowi kapan beli beras lagi dari Vietnam,” kenangnya.

Presiden menegaskan tidak ingin ada pertanyaan seperti itu lagi. Karena itu, maksimal dalam waktu 3 (tiga) tahun, Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Pertanian agar bisa mewujudkan swasembada pangan, termasuk beras. Ia menilai, Indonesia memiliki kemampuan untuk swasembada pangan.

Menurut Presiden, problem utama pertanian kita adalah rendahnya tingkat produksi. “Saya kalau ke daerah selalu tanya, 1 hektar panen berapa ton, jawabannya paling 4,5 ton sampai 6 ton. Enggak pernah 8 ton,” ungkap Jokowi.

Presiden menilai, salah satu persoalan rendahnya tingkat produksi pertanian itu adalah karena tidak ada insinyur yang mendampingi para petani di sawah. Karena itu, Presiden Jokowi meminta kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman supaya para insinyur pertanian tidak dikandangkan di kantor.

SUBANG - Presiden Joko Widodo menyerahkan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara kepada delapan gubernur yang dinilai sukses sebagai pembina ketahanan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News