Tampil Modis Berkalung Etnik

Tampil Modis Berkalung Etnik
CARI YANG COCOK: Meylin Megi (kiri) dan Christina Helen sedang memilih kalung. (Angger Bondan/ Jawa Pos)

jpnn.com - SURABAYA – Selain syal, perempuan bisa memilih kalung agar terlihat chicdan cantik. Terkadang ketika berada di kampus maupun kantor, kaum hawa hanya mengenakan kemeja. Bagian leher pun sering terasa kosong.

Menurut Meylin Megi, fashion blogger, kalung kini tidak hanya dikenakan pada saat pesta. Bekerja pun tetap harus modis. Pilihannya kalung berornamen besar dengan warna yang beragam.

Kalau pilihan jatuh pada kalung etnik, dia menyarankan untuk dipadupadankan dengan pakaian berwarna gelap atau plain. ’’Biar focus of interest-nya di leher, baju yang dikenakan lebih ke gelap atau tidak bermotif,’’ ujar perempuan berambut panjang itu. Dia menambahkan, selain kemeja, sah-sah saja memakai model turtle neck maupun sabrina.

Perempuan kian dimudahkan. Sebab, model kalung etnik berkembang pesat. Ada yang berbentuk tribal dengan aksen segi tiga bertumpuk-tumpuk. Ada pula floral.

Meylin mengatakan, perempuan yang cenderung tampil kasual lebih memilih ornamen tribal dengan warna cerah. Misalnya, merah muda, biru, kuning yang dikombinasikan dengan hijau toska. Perempuan yang tegas lebih cocok dengan ornamen straight. ’’Mereka lebih memilih kalung dengan manik pembentuk dari bidang geometri. Entah itu segi tiga, lingkaran, ataupun persegi,’’ ungkapnya.

Grace Elysia, supervisor ladies good Sogo Tunjungan Plaza, mengatakan, kalung etnik floral banyak dipilih. Biasanya, ornamennya berupa tiga sampai lima manik-manik yang dikelilingi butiran manik-manik kecil. Tampilannya mirip bunga matahari warna-warni. ’’Kalau model sih, itu biasanya bergantung pada selera. Biasanya, mereka lebih mencocokkan dengan pakaian yang sudah dipunyai,’’ tuturnya.

Agar kalung tahan lama, Grace menyarankan aksesori segera dibersihkan setelah dipakai. Kalung yang bercampur dengan keringat atau parfum berisiko lekas rusak. Sesaat setelah dibersihkan, kalung dimasukkan ke kotak. ’’Sebisanya sebulan sekali kalung yang tidak dipakai dibersihkan dengan kain bersih,’’ papar Grace.

Tren kalung etnik itu dibenarkan Alexandra Wawolangi, 22. Mahasiswi Universitas Ciputra tersebut mengaku sedang memfavoritkan kalung etnik. ’’Saya lebih memilih kalung sesuai dengan warna sepatu yang sedang saya pakai ketimbang dengan pakaian,’’ ujar perempuan kelahiran 22 Juni itu.(cik/c6/nda)


SURABAYA – Selain syal, perempuan bisa memilih kalung agar terlihat chicdan cantik. Terkadang ketika berada di kampus maupun kantor,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News