Petani Karet Ancam Tanam Ganja, Ada Apa?

Petani Karet Ancam Tanam Ganja, Ada Apa?
Petani Karet Ancam Tanam Ganja, Ada Apa?

jpnn.com - PARENGGEAN – Petani karet di Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, kecewa terhadap sikap pemerintah yang mengabaikan nasib mereka.

Harga karet yang terus turun membuat perekonomian petani kian terpuruk. Sebagian petani yang marah mengancam akan menanam ganja apabila kondisi tersebut terus berlangsung.

“Jelas kecewa. Apa ini, kok bisa (harga karet) turun sampai begini. Pemerintah dan dewan mana perhatiannya terhadap masyarakat kecil? Jika seperti ini, sama saja menipu. Janjinya dulu banyak, tapi tidak ada buktinya,” kata Muhammad Yasin (53) dengan nada tinggi menahan amarah, kemarin (15/1).

Saking marahnya, Yasin berujar para petani bisa saja beralih bertanam ganja karena hasil tanaman karet sudah tidak bisa lagi diharapkan. Menurutnya, perjuangan menanam karet tidak gampang.

“Jika terus seperti ini, jangan salahkan masyarakat apabila nantinya kebun karet berubah jadi kebun ganja. Lah, hasil karet saja seperti ini, kebutuhan keluarga tidaklah sedikit di zaman yang serba mahal seperti ini,” katanya.

Informasi yang dihimpun, petani karet di Parenggean cukup banyak. Penurunan harga tersebut direspons petani dengan amarah. Mereka mempertanyakan kinerja pemerintah dan DPRD Kotim yang dinilai tidak memperhatikan nasib para petani.

Informasi yang diperoleh Radar Sampit (Grup JPNN), harga karet saat ini sekitar Rp 6.700 per kilogram, turun sekitar Rp 300 sejak Rabu (14/1) lalu. Penurunan itu akan berlanjut sampai Senin pekan depan.

Pengepul karet, Mansah, mengungkapkan, penurunan harga membuat petani terkejut. Petani juga sempat marah-marah karena harga terus turun.

PARENGGEAN – Petani karet di Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, kecewa terhadap sikap pemerintah yang mengabaikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News