Sentil Kubu Djan Faridz, Romy: Lama-Lama Bisa Stroke

Sentil Kubu Djan Faridz, Romy: Lama-Lama Bisa Stroke
M. Romahurmuziy. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - DEPOK - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan hasil Munas Surabaya, M. Romahurmuziy menyentil kepengurusan hasil munas Jakarta pimpinan Djan Farid, sebagai penentang demokrasi.

Ini disampaikan ketum yang akrab disapa Romy itu saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, sebagai rangkaian Harlah PPP ke-42 di Pondok Pesantren Daarul Rahman, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Minggu (25/1).

Romy mengatakan demokrasi merupakan pemerintahan dari rakyat untuk rakyat, yang pada dasarnya ditentukan suara mayoritas. Kondisi ini digambarkannya dengan konflik di internal PPP, dualisme kepengurusan antara hasil Munas Surabaya dan Jakarta, pimpinan Djan Fariz.

"Jadi kalau masih ada orang yang melawan suara mayoritas itu melawan demokrasi. Prinsip demokrasi harus tunduk pada suara mayoritas. Wong sudah ada Mukernas, kalau sudah kalah ya sudah, jangan dilawan terus, lama-lama bisa stroke," ujarnya dengan nada bercanda.

Romy mengatakan ada sebagian orang yang menganggap demokrasi itu bertentangan dengan Islam karena tidak diwariskan oleh Rasulullah. Karenanya mereka menginginkan Indonesia jadi negara khilafah, negara Islam.

Kondisi ini pula yang membuat gerakan seperti ISIS bisa masuk ke Indonesia. Bahkan, sampai saat ini tercatat sudah 156 orang WNI yang sudah berpartisipasi di dalam ISIS. Hal ini menurutnya perlu direnungkan bersama karena pehamanan Islam terhadap negara tidak tunggal.

"Bahwa pemahaman Islam dalam negara tidak lah tunggal, karena Rasulullah memang tidak pernah mewariskan bentuk negara yang final," tegasnya. (fat/jpnn)


DEPOK - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan hasil Munas Surabaya, M. Romahurmuziy menyentil kepengurusan hasil munas Jakarta pimpinan Djan Farid,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News