Pelaku Kriminal Rawan Demensia

Pelaku Kriminal Rawan Demensia
foto: dok jpnn

jpnn.com - Orang dewasa yang melakukan tindak kriminal terancam demensia ketika sudah tua. Peneliti Georges Naasan dan rekan-rekannya melakukan pengujian terhadap 2.397 pasien yang didiagnosa menderita Alzheimer pada rentang 1999-2012.

Mereka melakukan scan tentang perilaku kriminal menggunakan kata kunci seperti penangkapan, mencuri dan kekerasan. Hasilnya, sebanyak 204 pasian atau 8,5 persen memenuhi syarat.

Perilaku mereka lebih merupakan tanda awal terjadinya demensia frontotemporal (bvFTD) atau afasia progresif primer (PPA). Itu adalah jenis demensia berbahaya dibandingkan penyakit Alzheimer.

Dari kelompok kriminal, sebanyak 64 orang memiliki bvFTD. Sementara, sebanyak 24 orang mempunyai PPA. Sedangkan sebanyak 42 memiliki Alzheimer. Sisanya mempunyai berbagai bentuk lain dari demensia.

Pasien dengan bvFTD atau PPA cenderung lebih muda, rata-rata berusia 59 hinggga 63 tahun. Sementara, pasien Alzheimer rata-rata berusia 71 tahun.

Tanda-tanda awal bvFTD dapat mencakup perubahan kepribadian termasuk rasa malu, kurangnya empati, kehilangan motivasi atau apatis.

“Ada subkelompok orang, terutama orang dewasa yang lebih tua yang melakukan pelanggaran pertama kali yang mungkin memiliki penyakit otak degeneratif yang mendasari perilaku kriminal mereka,” kata peneliti Dr. Georges Naasan, seperti dilansir laman Fox News. (fny/jpnn)

Orang dewasa yang melakukan tindak kriminal terancam demensia ketika sudah tua. Peneliti Georges Naasan dan rekan-rekannya melakukan pengujian terhadap


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News