Tiga Masalah Pembelit Presiden di 100 Hari Pertama
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat Politik Arbi Sanit menyebut ada tiga level konflik yang kini menghadang langkah Joko Widodo di 100 hari pertama dirinya menjadi presiden. Konflik-konflik itu di antara adalah konflik hukum, konflik antargolongan dan konflik konstitusi.
Dia lantas menerangkan konflik hukum yang menurutnya paling pelik adalah pencalonan Kapolri Komjen Budi Gunawan, status hukum Bambang Widjojanto. Selain itu ada konflik kepentingan Ketua KPK Abraham Samad dengan Plt Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Berikutnya konflik antargolongan. Ia menyebutnya sebagai konflik antarpolitikus dan nonpolitikus. Yang dimaksudnya sebagai nonpolitikus adalah Presiden Jokowi yang seolah sedang melawan partainya sendiri. Presiden, kata dia, terbelenggu dengan partainya sendiri. Arbi khawatir, Jokowi akan dilemahkan karena posisinya sebagai nonpolitikus saat ini.
"Jokowi tidak punya partai, dia bukan politikus, tapi dia diusung," sambungnya.
Ketiga, kata dia, konflik konstitusi. Yaitu antara presiden dengan parlemen. Menurutnya, kedudukan presiden bisa saja terancam jika memiliki banyak masalah dengan parlemen. Kata dia Presiden harus memiliki kekuatan agar tak sulit baginya melawan parlemen.
"Presiden enggak punya power, meski salah satu andalan hanya blusukan ke rakyat. Ini yang jadi problema, dia (Jokowi) tidak punya partai sebagai sumber kekuatan. Kekuatannya ada tapi lebih banyak di dunia maya," tandas Arbi. (flo/jpnn)
JAKARTA - Pengamat Politik Arbi Sanit menyebut ada tiga level konflik yang kini menghadang langkah Joko Widodo di 100 hari pertama dirinya menjadi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Lewat Cara Ini Kimia Farma Group Turut Sukseskan Mudik Lebaran 2024
- Sarasehan Kehumasan MPR, Fadel Muhammad Menyapa Rakyat Gorontalo di Momen Idulfitri
- Majelis Hakim Kembali Tolak PKPU Terhadap Waskita Karya
- Mobil Ambulans Bawa Rombongan Halalbihalal Terguling di Tulungagung
- Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Gowes 90 Kilometer dari Jakarta-Bogor
- Posko THR Tutup, Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi Sebut Jumlah Aduan Menurun