Pelindo III Banggakan Teknologi Docking System di Teluk Lamong

jpnn.com - JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III berupaya meningkatkan kualitas layanan di pelabuhan-pelabuhan yang dikelolanya. Kini, perusahaan BUMN itu menerapkan teknologi docking system atau bongkar muat peti kemas secara otomatis di Terminal Teluk Lamong di Surabaya.

Pelindo III mengklaim sebagai pihak pertama di dunia yang menerapkan teknologi docking system. Menurut Direktur Utama Pelindo III, Djarwo Surjanto, penerapan docking system itu merupakan hasil kerja sama dengan  pencapaian tersebut merupakan kerjasama antara Pelindo III dan Gaussin Manugistique, perusahaan teknik handling dan logistik dari Prancis.

"Kelebihan docking system ini ialah truk tidak disetir oleh manusia, sehingga kerjanya terstandar karena terprogram oleh mesin. Teknologi ini untuk meningkatkan keselamatan dan produktivitas bongkar muat petikemas," ujar Djarwo dalam siaran persnya, Sabtu (31/1).

Djarwo meyakini efektivitas penggunaan docking system akan membuat banyak terminal lain di dunia ikut mengimplementasikannya. "Teknologi semakin maju dan tak lama lagi terminal lain juga akan menggunakannya. Kami sudah mencoba sebuah sistem terbaru (docking system) di dunia dan kami yang mulai pertama kali," katanya.

Selain itu, docking system untuk bongkar muat peti kemas membutuhkan biaya yang lebih efisien daripada menggunakan straddle carrier (SC). Perbandingannya, satu blok docking system yang memuat hingga enam jalur (dua belas pilar) membutuhkan biaya pembangunan sejumlah USD 100 ribu.

Sedangkan untuk pembelian 1 unit SC, setidaknya butuh USD 3 juta. “Belum lagi biaya pengoperasian SC masih ditambah lagi dengan adanya biaya tenaga operator dan biaya perawatan yang lebih tinggi," tandas dia.(chi/jpnn)