'Kami Reuni di Kamar Jenazah...'

'Kami Reuni di Kamar Jenazah...'
Tim Odontologi Forensik DVI Polda Jatim mengamati struktur gigi salah seorang korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di RS Bhayangkara Surabaya (12/2). Foto: Angger Bondan/Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - RUANG itu tidak besar. Di dalamnya, ada beberapa brankar dan peralatan bedah yang tertata rapi di meja-meja operasi.

Itulah ruang Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim yang setiap hari menjadi kamar operasi untuk mengungkap identitas jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 yang terjatuh di Selat Karimata, Pangkalan Bun, 28 Desember 2014.
-----------
Laporan Muniroh, Surabaya
-----------
Sejak satu per satu jenazah korban ditemukan, ruangan di kompleks RS Bhayangkara Surabaya itu tak pernah sepi. Selain tim DVI yang sedang bekerja keras mengungkap identitas para korban, keluarga korban didatangkan untuk mencocokkan data.

Misalnya yang terlihat Kamis siang (12/2). Tujuh anggota tim DVI berdiskusi serius untuk mengungkap identitas korban dengan mencocokkan data primer maupun sekunder yang ada. Salah satu objek yang mereka jadikan bahan diskusi adalah foto panoramic gigi korban.

Itulah Tim Odontologi Forensik DVI Polda Jatim yang memang bertugas melakukan identifikasi melalui formasi gigi korban. ”Ini jenazah belum datang, tapi kami harus menyiapkan bahan-bahannya lebih dulu. Biar bisa langsung bekerja,” ujar Koordinator Tim Odontologi Forensik DVI Polda Jatim drg Astiti Handayani GDFO.

Menurut perempuan yang akrab dipanggil Dotty itu, sejak jasad korban pesawat jurusan Surabaya–Singapura itu berdatangan, tim odontologi forensik harus siaga siang dan malam. Mereka bertugas mengidentifikasi jenazah melalui gigi.

”Dental record atau rekam medis gigi memang menjadi metode primer identifikasi jenazah selain DNA dan sidik jari,” jelasnya.

Banyak suka dan duka selama Dotty dan tim menangani jasad korban AirAsia. Misalnya, lantaran kerja mereka tak kenal waktu, dari pagi hingga malam, tidak jarang ada dokter yang tumbang. Jika sudah begitu, Dotty harus segera melakukan rolling. Dia pun mengaku sering terjaga saat tidur malam. Sebab, ada informasi data baru yang didapatkan saat itu.

”Biasanya setelah itu tidak bisa tidur lagi. Saya harus kerja, menganalisis cetakan gigi korban,” ujarnya, lantas tertawa.

RUANG itu tidak besar. Di dalamnya, ada beberapa brankar dan peralatan bedah yang tertata rapi di meja-meja operasi. Itulah ruang Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News