Walah... Harga BBM Batal Turun

Walah... Harga BBM Batal Turun
Walah... Harga BBM Batal Turun

jpnn.com - BOGOR - Kabar gembira bakal turunnya harga BBM jenis premium dan solar, rupanya tak terealisasi. Potensi tren naiknya harga minyak dunia membuat pemerintah membatalkan penurunan harga BBM.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah sudah mencermati pergerakan harga minyak sepanjang dua pekan pertama Februari ini, untuk menentukan harga premium dan solar dua pekan terakhir Februari. "Hasilnya (harga) tetap," ujarnya di Istana Bogor kemarin (16/2).

Bambang mengakui, setelah sempat dalam tren turun sepanjang awal Januari lalu, harga minyak saat ini cenderung fluktuatif. Meski demikian, pemerintah tidak akan terlalu reaktif mengubah-ubah harga BBM. "Kita hitung dengan cermat," katanya.

Sebelumnya, rencana penurunan harga premium dan solar pada pertengahan Februari ini disampaikan oleh Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi Jumat lalu (13/2). Menurut dia, hingga pekan lalu, pemerintah masih optimistis bisa kembali menurunkan harga BBM. "Nanti turun, sekarang masih dihitung (berapa penurunannya)," ucapnya.

Setelah menaikkan harga BBM jenis premium dan solar Rp 2.000 per liter pada 18 November 2014 lalu, pemerintahan Jokowi - JK lantas menurunkan harga premium dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 per liter dan solar dari Rp 7.500 menjadi Rp 7.250 per liter pada 1 Januari 2015.

Lalu, harga minyak dunia merosot tajam sepanjang Januari sehingga pada 19 Januari lalu pemerintah kembali menurunkan harga premium ke Rp 6.600 per liter dan solar menjadi Rp 6.400 per liter. Fluktuatifnya harga minyak dunia membuat pemerintah memutuskan untuk mengevaluasi harga BBM tiap dua pekan sekali.

Kini, harga minyak dunia memang kembali merangkak naik. Akhir pekan lalu,

harga minyak mentah dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) melonjak 4,6 persen ke level USD 51,21 per barel. Adapun minyak jenis Brent naik 4,1 persen ke USD 57,05 per barel.

BOGOR - Kabar gembira bakal turunnya harga BBM jenis premium dan solar, rupanya tak terealisasi. Potensi tren naiknya harga minyak dunia membuat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News