Puji Tuhan...Ketiga Jenazah Napi Mati Tersenyum Semua

Puji Tuhan...Ketiga Jenazah Napi Mati Tersenyum Semua
Suhendro Putro menunjukkan peti yang disiapkan bagi narapidana yang akan dieksekusi mati di tempat kerjanya di kompleks Gereja Kristen Jawa (GKJ), Jalan dr Wahidin, Cilacap, Kamis (19/2). Foto: Ariski/Jawa Pos/JPNN

jpnn.com - BANYAKNYA narapidana mati di Nusakambangan memberikan lahan bisnis bagi Suhendro Putro. Sejak sepuluh tahun lalu dia menjadi langganan pihak lembaga pemasyarakatan untuk menyiapkan peti khusus buat para terpidana itu. Apa keistimewaan peti Suhendro?

Laporan Ariski Prasetyo Hadi, Cilacap

Personel ekesekusi gelombang kedua terus dilakukan Kejakasaan Agung (Kejagung) dan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM). Mulai lapas yang ditunjuk menerima terpidana mati hingga pengamanan di Dermaga Wijaya Pura, Cilacap. Semuanya dipersiapkan secara matang agar eksekusi berjalan lancar saat hari H.

Tak tertinggal soal penyiapan peti bagi jenazah terpidana mati pascaeksekusi. Peti mati harus dipastikan sudah siap sebelum prosesi tembak mati dilaksanakan. Sebab, ketika peluru sudah menghunjam ke jantung dan terpidana dinyatakan mati oleh tim dokter, jenazah dimasukkan ke peti yang sesuai dengan ukuran badan si terpidana.

Nah, di situlah peran Suhendro Putro. Pria kelahiran Cilacap itu sudah hafal betul keinginan pemesannya (pihak lapas) terhadap peti yang harus disiapkan sebelum eksekusi dilaksanakan. Hebatnya, dialah satu-satunya penyedia peti di Cilacap yang sanggup memenuhi pesanan sesuai standar yang diinginkan.

”Maaf, saya baru menanyakan peti mati di Jogjakarta,” ujar Suhendro saat ditemui di tempat kerjanya di kompleks Gereja Kristen Jawa (GKJ), Jalan Dr Wahidin, Cilacap, Kamis (19/2).

Menjelang pelaksanaan eksekusi mati gelombang kedua (berkisar 12-15 terpidana mati kasus narkoba), kesibukan Suhendro memang bertambah. Dia mesti menyiapkan segala sesuatunya agar peti yang dibuat sesuai yang diinginkan. Dia lalu menunjukkan empat peti yang sudah jadi di gudang sebelah gereja. Tiga peti berukuran standar, sekitar 2 x 1 meter. Sedangkan satu peti lainnya berukuran jumbo, agak lebih besar.

”Ya, sesuai dengan ukuran masing-masing terpidana,” kata pria 62 tahun itu.

BANYAKNYA narapidana mati di Nusakambangan memberikan lahan bisnis bagi Suhendro Putro. Sejak sepuluh tahun lalu dia menjadi langganan pihak lembaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News