Usai Pijat, Ditanya Mau Nambah Nggak? Kalau Mau Rp500 Ribu

Usai Pijat, Ditanya Mau Nambah Nggak? Kalau Mau Rp500 Ribu
ilustrasi

jpnn.com - BOGOR - Aksi maksiat tak bisa menjadikan pelaku sebagai satu-satunya biang keladi. Lemahnya pengawasan, juga mengakibatkan, kegiatan tak terpuji menjamur.

Di Kecamatan Cibinong, Bogor misalnya. Diduga karena pengawasan lemah, beberapa panti pijat yang memberikan pelayanan plus, lepas dari amatan.

Cerita ini pun bermula dari pantauan Radar Bogor (Grup JPNN), di salah satu panti pijat di Jalan Raya Bogor. 

Awalnya, tidak ada keanehan dalam praktik pijat itu. Saat itu, pemilik panti pijat mempersilakan pelanggannya masuk ke ruangan yang berukuran 2,5 X 3,5 meter dan hanya dibatasi dengan tirai. 

Selanjutnya, dipersilakan tidur di kasur single yang sudah disediakan. Tak lama, seorang wanita mengenakan baju terusan sebatas paha dengan membawa lotion, dan handuk kecil masuk ke ruangan.     

Seperti pada umumnya, proses memijat pun dilakukan setidaknya dapat menghilangkan rasa pegal di tubuh. Namun, setelah itu bukan langsung merapikan peralatan memijat, wanita itu malah berperilaku centil. "Mau nambah apa enggak?" katanya.

Tarif pijat di beberapa panti pijat di Kecamatan Cibinong bervariatif, ada yang Rp70.000 hingga Rp 100.000. Namun, jika ingin plus pelanggan harus merogoh kocek lebih dalam. "Kalau mau nambah (plus) Rp500.000," katanya tanpa rasa malu dan sedikit merayu.

Masih maraknya tindak prostitusi di kawasan Cibinong mendapat tanggapan serius dari anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Wasto Sumarno.

BOGOR - Aksi maksiat tak bisa menjadikan pelaku sebagai satu-satunya biang keladi. Lemahnya pengawasan, juga mengakibatkan, kegiatan tak terpuji

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News