Harga Beras Melejit, Bakul Warteg Menjerit

Harga Beras Melejit, Bakul Warteg Menjerit
Harga Beras Melejit, Bakul Warteg Menjerit

jpnn.com - TEGAL - Sejumlah pedagang nasi Warung Tegal (warteg) di wilayah Pantura Kabupaten Tegal menjerit akibat harga beras yang melejit. Sebab, keuntungan yang diperolehnya kian menurun.

”Pendapatan saya turun 25 persen,” kata Kusiatun, 36, salah seorang pedagang nasi warteg di ruas jalur Pantura, Jalan Raya Dampyak, Kecamatan Kramat, kemarin.

Perempuan yang sudah berjualan warteg selama 24 tahun itu mengaku, sudah sebulan ini harga beras di tingkat pengecer kian melejit. Dari sebelumnya Rp 9.000 per kilogram, kini sudah mendekati angka Rp 12 ribu per kilogram.

Harga itu, menurut Kusiatun, khusus untuk beras jenis C4. Sedangkan yang kualitasnya lebih bagus, harganya mencapai Rp 13 ribu per kilogram.

Meski harga beras naik, tapi warga Kelurahan Dampyak ini mengaku tidak menaikan harga nasi setiap porsinya. ”Kalau harganya dinaikan, nanti pelanggan saya malah kabur,” ujarnya.

Kenaikan harga beras kali ini, menurut Kusiatun, angka yang paling tinggi. Dan itu sangat memberatkan baginya. Ditambah, keberadaan tabung gas melon isi 3 kilogram juga semakin langka. Dia mengaku kesulitan mencari gas tersebut.

”Sepertinya harga gas melon juga mau naik. Kalau sampai naik, lalu kami rakyat kecil mau bagaimana,” keluhnya.

Chasuri, salah seorang petani di wilayah Kecamatan Kramat mengungkapkan, hasil produksi gabah di tingkat petani saat ini semakin menurun. Hal itu karena di bulan ini, baru musim tanam (MT) pertama. Adapun, padi yang ditanam baru berusia sekitar 30 hari.

TEGAL - Sejumlah pedagang nasi Warung Tegal (warteg) di wilayah Pantura Kabupaten Tegal menjerit akibat harga beras yang melejit. Sebab, keuntungan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News