Ke Depan, Bedakan mana Pencitraan, mana yang Serius Pro-Rakyat

Ke Depan, Bedakan mana Pencitraan, mana yang Serius Pro-Rakyat
SPBU. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Langkah pemerintah menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram dinilai merupakan kebijakan yang sangat memberatkan masyarakat.

Pasalnya, saat ini saja harga beras sudah melambung tinggi. Demikian juga harga kebutuhan hidup seperti sayuran, juga sudah naik. Karena itu kebijakan tersebut membuat hidup rakyat tambah sulit.

"Harusnya pemerintah bisa mengendalikan dan mendahulukan perlindungan bagi harga kebutuhan pokok hidup masyarakat. Kenaikan harga kebutuhan pokok menunjukkan ketidakmampuan pemerintah melindungi rakyatnya," ujar Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan, menjawab JPNN, Selasa (3/3).

Atas kondisi yang terjadi, Tigor mengatakan pemerintahan yang ada sekarang ini patut disebut pemerintahan yang terlemah keberpihakannya kepada kepentingan rakyat.

Karena itu ia mengimbau masyarakat harus belajar dari situasi agar ke depan bisa membedakan secara bijak mana yang pencitraan dan mana yang sungguh-sungguh pro rakyat.

Saat ditanya soal kenaikan tarif jalan tol, menurut Tigor, boleh-boleh saja melakukannya. Namun harus memerbaiki kualitas layanan serta kondisi jalan.

"Sebaiknya kenaikan tinggi itu diberikan pada kendaraan pribadi tidak apa-apa. Tapi untuk kendaraan angkutan umum sebaiknya tarif tol dibuat murah agar orang berpindah pada kendaraan umum," katanya.

Tigor menyarankan, ke depan pengelola jalan tol sebaiknya mengembangkan strategi-strategi baru, agar pengguna jalan merasa lebih aman dan nyaman.

JAKARTA - Langkah pemerintah menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram dinilai merupakan kebijakan yang sangat memberatkan masyarakat. Pasalnya, saat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News