Akun Diblokir, ISIS Ancam Twitter

Akun Diblokir, ISIS Ancam Twitter
Akun Diblokir, ISIS Ancam Twitter

jpnn.com - PARA pendukung Negara Islam Irak Suriah atau ISIS menyerukan jihad di seluruh dunia untuk membunuh pendiri dan karyawan Twitter. Ajakan itu disampaikan dalam sebuah postingan di Twitter, Minggu (1/3), sebagai reaksi atas pemblokiran akun ISIS oleh pengelola media sosial itu beberapa waktu lalu.

Seperti dilansir laman Buzz Feed, Selasa (3/3), Twitter memblokir ribuan akun pengikut dan simpatisan ISIS karena isinya menebar ancaman kekerasan terhadap orang lain. Twitter mengungkapkan pengguna juga dilarang menggunakan layanan untuk tujuan yang melanggar hukum atau kegiatan ilegal.

Namun, pengikut ISIS tak terima dengan pemblokiran itu. Mereka pun mengunggah sebuah postingan bernada ancaman ke pengelola Twitter.

"Kalian yang memulai perang ini. Perang virtual kalian pada kami akan menyebabkan perang nyata pada kalian. Tapi ketika kami datang dan mengambil napas kalian, maka kalian tidak akan pernah hidup kembali,” tulis sebuah postingan dari sebuah akun pendukung ISIS yang ditujukan kepada pendiri Twitter, Jack Dorsey dan karyawannya.

Bulan Februari lalu, ISIS menggunakan Twitter untuk mengunggah video yang menunjukkan pengikut mereka melancarkan serangan terhadap polisi atau pejabat militer di Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Namun, Twitter tak mau tinggal diam.

"Tim keamanan kami sedang menyelidiki kebenaran ancaman tersebut dengan aparat penegak hukum yang relevan,” tutur juru bicara Twitter, Jim Prosser.

ISIS juga meminta para pendukungnya untuk menyerang Twitter melalui social media yang juga diposting melalui Twitter. Selain Twitter, pengelola laman berbagi video YouTube juga telah menghapus postingan dan memblokir akun yang menyebarkan video aksi kekerasan ISIS.(mg2/jpnn)
 

PARA pendukung Negara Islam Irak Suriah atau ISIS menyerukan jihad di seluruh dunia untuk membunuh pendiri dan karyawan Twitter. Ajakan itu disampaikan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News