Soal Cantrang, Nelayan Tradisional Nilai Pemerintah Lamban
jpnn.com - JAKARTA - Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menilai pemerintah lamban dalam mengambil tindakan untuk meredam penyelesaian polemik penggunaan alat tangkap cantrang.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti memang ngotot melarang nelayan menggunakan cantrang karena bisa merusak ekosistem. Penolakan itu menimbulkan demonstrasi besar hingga lumpuhnya jalur Pantura.
"KNTI menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri, sembari mengawal proses transisi berjalan optimal. Sejak awal, KNTI mendukung efektivitas pelarangan penggunaan alat tangkap merusak di seluruh perairan Indonesia. Maka, ini harus dilakukan dengan cara benar dan terukur," ujar Ketua Umum KNTI M.Riza Damanik, Rabu (4/3).
Riza menambahkan, sejumlah dokumen menunjukkan upaya peralihan penggunaan cantrang sudah dilakukan sejak 2005. Sayangnya, sejak saat itu, pemerintah dan pemerintah daerah (Pemda) tidak mengawal proses peralihannya.
Riza menyebut, ada 100 ribu jiwa terkena dampak langsung akibat terhentinya aktivitas Anak Buah Kapal Ikan (ABK). Selain itu, ada lebih dari 500 ribu jiwa lainnya terkena dampak tidak langsung.
"Pemenuhan hak-hak dasar warga yang dilindungi oleh konstitusi nyaris terabaikan. Belajar dari masa lalu, dan guna memastikan efektivitas pengelolaan perikanan, KNTI mendesak pemerintah pusat untuk mengawal secara penuh masa transisi ini," tegas Riza. (chi/jpnn)
JAKARTA - Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menilai pemerintah lamban dalam mengambil tindakan untuk meredam penyelesaian polemik penggunaan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 5 Berita Terpopuler: ASN yang Pindah ke IKN Bakal dapat 1 Apartemen, 92 Ribu NIK Warga Jakarta Bakal Nonaktif
- Pendaftaran CPNS 2024 & PPPK: Menteri Anas Sampai Meminta Jemput Bola, Oh
- Konflik Iran-Israel Memanas, Syarief Hasan Minta 2 Upaya Ini jadi Prioritas Pemerintah
- Peduli Kesehatan, IBI Sebut Ibu Hamil dan Anak Perlu Air Mineral Berkualitas
- Terungkap, Ini Motif Sopir Fortuner Arogan Palsukan Pelat Dinas TNI, Ya Ampun
- Bupati Tapanuli Berbagi Cerita tentang Membangun Negeri Lewat Pengembangan Desa Kuat