Edan...Aktivis Korsel Ini Tusuk Pipi Dubes AS

Reaksi Negatif Latgab Tahunan Dua Negara

Edan...Aktivis Korsel Ini Tusuk Pipi Dubes AS
PROTES BERDARAH: Dubes AS untuk Korsel Mark Lippert dilukai oleh seorang pria yang membawa pisau. (Yonhap/Reuters)

jpnn.com - SEOUL - Latihan gabungan (latgab) militer Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) tidak selamanya menuai reaksi positif penduduk Negeri Ginseng. Buktinya, Kamis (5/3), terkait kerja sama militer tersebut, seorang aktivis menyerang Duta Besar AS untuk Korsel Mark Lippert dalam sebuah jamuan makan pagi di pusat Kota Seoul. 

 Darah segar mengucur dari pipi dan lengan Lippert setelah pelaku yang belakangan teridentifikasi sebagai Kim Ki-jong melancarkan aksinya. Bersenjata sebilah pisau, aktivis anti-AS itu melukai sang diplomat. "Korea Selatan dan (Korea) Utara harus bersatu kembali," seru Kim sembari berlari meninggalkan targetnya yang terhuyung kesakitan. 

 Tapi, dalam hitungan detik, aparat berhasil membekuk Kim. Pria yang mengenakan pakaian tradisional Korsel saat melancarkan aksinya itu pun tidak banyak melawan. Pisau sepanjang 25 sentimeter yang menjadi senjatanya pun langsung diamankan. Tidak ada raut penyesalan pada wajah pria 55 tahun tersebut. Sebab, bukan baru sekali ini dia berurusan dengan polisi terkait ideologinya.  

 Bagi polisi Korsel, Kim bukanlah aktor baru dalam insiden berbau politik seperti itu. Selama ini dia memang dikenal sebagai aktivis radikal yang menentang keras kedekatan pemerintah AS dan Korsel. Sebab, dia yakin, AS hanya ingin mengintervensi kebijakan-kebijakan Korsel melalui serangkaian kerja sama dan bantuan yang ditawarkan. Misi itulah yang menurut Kim membuat hubungan dua Korea kian jauh. 

 Kendati demikian, insiden pisau tersebut merupakan serangan perdana bagi diplomat AS di Korsel. Khususnya, sejak AS dan Korsel meneken kesepakatan kerja sama militer dan pertahanan lewat latgab tahunan. Saat ini latgab yang melibatkan ratusan ribu personel militer dan senjata-senjata canggih itu tengah berlangsung. Latgab akbar sejak Senin (2/3) itu rencananya baru berakhir pada 24 April.

 Pasca serangan tiba-tiba itu, Lippert langsung dilarikan ke Severance Hospital. Diplomat 42 tahun tersebut menjalani operasi kecil selama 2,5 jam untuk menghentikan pendarahan pada pipi kanan dan lengannya. "Kami menutup luka sepanjang 11 sentimeter pada pipi utusan diplomatik AS itu dengan 80 jahitan," ujar Chung Nam-sik, salah seorang juru bicara rumah sakit.

 Bukan hanya panjang, luka tusuk itu juga cukup dalam. Menurut Chung, pisau Kim menghunjam sedalam sekitar 3 sentimeter pada pipi Lippert. Luka berbentuk diagonal tersebut menggores tepat di bawah tulang pipi sebelah kanan ke arah rahang. Sedangkan tusukan pada lengan politikus Partai Demokrat itu sempat mengiris pembuluh darah dan urat sarafnya. 

 Sekitar sembilan jam pasca serangan, Lippert mengabarkan bahwa kondisinya sudah stabil. "Saya baik-baik saja dan akan segera pulih," tulisnya dalam akun Twitter resminya. Dia juga berjanji segera kembali ke aktivitasnya sebagai diplomat setelah keluar dari rumah sakit. Washington mengecam insiden pagi hari itu dan menyebut aksi Kim sebagai aksi kriminal. (AP/AFP/BBC/jpnn)


SEOUL - Latihan gabungan (latgab) militer Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) tidak selamanya menuai reaksi positif penduduk Negeri Ginseng.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News