Kok Harga Cabai Naik Lagi ya?

Kok Harga Cabai Naik Lagi ya?
Cabai membusuk yang dipanen petani di Desa Gandekan, Kecamatan Wonodadi, Senin (16/3). Foto: Syaiful Anwar/Jawa Pos Radar Blitar/JPNN

jpnn.com - BLITAR –Sempat turun, harga cabai mulai merangkak lagi. Kenaikan harga cabai disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, gagal panen. Itu terjadi lantaran tanaman cabai membusuk dan mati karena pengaruh cuaca.

Berdasar pantauan di lokasi, tanaman cabai milik petani di Desa Gandekan, Kecamatan Wonodadi, Blitar, membusuk. Padahal, cabai tersebut bakal dipanen. Akibatnya, banyak petani yang kelimpungan karena sebagian besar cabai membusuk.

’’Karena banyak yang membusuk, otomatis hasil panen cabai menurun,’’ ungkap Siti Maryam, petani cabai setempat.

Menurut dia, tanaman cabai membusuk karena cuaca ekstrem. Yakni, sehari hujan, tetapi beberapa hari panas. Padahal, cabai termasuk jenis tanaman yang sangat mudah terpengaruh oleh cuaca.

Siti menyatakan, membusuknya tanaman cabai tidak hanya dialami petani cabai setempat, tetapi juga di daerah lain. ’’Rata-rata banyak tanaman cabai yang membusuk,’’ jelasnya.

Nah, membusuknya tanaman cabai berdampak pada menurunnya jumlah panen cabai di tingkat petani. Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan harga cabai di pasaran naik. Saat ini harga cabai rawit Rp 14 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram.

Padahal, sebelumnya 1 kilogram hanya Rp 10 ribu. Sementara itu, harga cabai merah keriting Rp 15 ribu. Sebelumnya Rp 11 ribu perkilogram. ’’Meski di kisaran belasan ribu, tapi kenaikan cabai lumayan besar. Yakni, naik sekitar Rp 4 ribu per kilogram,’’ bebernya.

Hal serupa diungkapkan petani di Desa Tugu, Kecamatan Sendang, Tulungagung. Ratusan tanaman cabai di desa mereka diserang hama patek. Mereka terancam rugi karena hasil panennya menurun drastis.

BLITAR –Sempat turun, harga cabai mulai merangkak lagi. Kenaikan harga cabai disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, gagal panen. Itu terjadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News