Trik Perajin Tempe Siasati Imbas Rupiah Melemah

Trik Perajin Tempe Siasati Imbas Rupiah Melemah
Trik Perajin Tempe Siasati Imbas Rupiah Melemah. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - CIREBON - Anjolknya nilai tukar rupiah membuat harga kedelai melambung. Hal ini pun berimbas terhadap harga tahu dan tempe yang berbahan baku kedelai. Tingginya harga kedelai membuat ongkos produksi para perajin tahu dan tempe meningkat.

Seperti halnya Muslim (65), salah seorang perajin dan juga penjual tempe di Pasar Pagi Kota Cirebon. Dia menuturukan harga kedelai saat ini sudah mulai naik. Hanya saja ia masih menyimpan stok kedelai, sehingga harga dan ukuran tempe masih tetap sama.

"Ya kalau kedelai naik, kita enggak bisa naikin harga. Seperti barang sayuran atau beras. Paling kita kecilkan ukurannya," ujarnya kepada Radar kemarin.

Hanya saja, saat ini dirinya mengaku masih menyimpan stok kedelai yang lama. Dalam satu kali produksi ia biasa membutuhkan 30 kg kedelai. Dari 30 kg kedelai itu, dirinya bisa membuat 50 biji tempe ukuran panjang. Biasanya ia menjual tempe ukuran panjang Rp4.000 dan ukuran kecil Rp2.000. Adapula yang membuat tempe dengan ukuran besar dengan harga jual Rp6.000. Diakuinya melemahnya rupiah selalu saja membuat harga kedelai menjadi naik.

"Ini saja yang harga kedelainya Rp8 ribu kita masih untuk sedikit, apalagi naik Rp10 ribu. Sudah kita tekor, tak bisa jualan lagi," ucapnya.

Perajin sengaja tidak bisa menaikan harga tempe begitu saja.

"Kalau mau naikain harga harus pakai kemasan baru lagi," ucapnya.

Terpisah, Hadirin (45), pedagang tempe menyebutkan harga tempe ia jual masih normal Rp6.000 per potong. Untuk yang setengah potong diirnya menjual Rp3.000. Sementara untuk harga tahu ia jual Rp5.000 per bungkus. Satu bungkus berisi 8 buah potong tahu.

CIREBON - Anjolknya nilai tukar rupiah membuat harga kedelai melambung. Hal ini pun berimbas terhadap harga tahu dan tempe yang berbahan baku kedelai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News