Aktivis Perempuan Soroti Kasus Farkhunda yang Dibakar Hidup-hidup

Aktivis Perempuan Soroti Kasus Farkhunda yang Dibakar Hidup-hidup
Aktivis perempuan Afghanistan mengusung keranda Farkhunda saat pemakaman pada Minggu (22/3) di Kabul. Foto: Mohammad Ismail/Reuters

jpnn.com - KABUL – Farkhunda, perempuan Afghanistan yang tewas setelah dianiaya dan dibakar hidup-hidup pada Kamis lalu (19/3) itu, masih menyulut reaksi di dalam dan luar negeri.

 

Senin (23/3) ratusan warga berunjuk rasa di Kota Kabul. Mereka menuntut pemerintah menyeret para pelaku ke meja hijau.

”Kami meminta jaminan hukum dari pemerintah supaya mereka yang terlibat dalam aksi biadab itu tertangkap dan menjalani proses hukum sesuai aturan yang berlaku,” seru Palwasha, salah seorang aktivis perempuan yang terlibat dalam aksi unjuk rasa, kemarin.

Dia menegaskan bahwa jaminan hukum dari pemerintah itu akan memberikan efek jera kepada publik agar tragedi tersebut tidak terulang lagi.

Para pengunjuk rasa yang sebagian besar merupakan anggota Partai Solidaritas Afghanistan tersebut mendesak pemerintah mengadakan persidangan terbuka. Dengan demikian, publik bisa ikut memantau jalannya pengadilan.

Itu penting agar proses hukum berjalan transparan. Sebab, kasus penganiayaan dan pembakaran perempuan seperti Farkhunda belum pernah terjadi sebelumnya di Afghanistan.

Para pengunjuk rasa melakukan aksi napak tilas. Mereka berparade sambil meneriakkan slogan-slogan keadilan dari masjid tempat Farkhunda kali pertama dianiaya. Mereka lantas melanjutkan perjalanan ke arah sungai tempat jasad Farkhunda yang hangus terbakar diempaskan begitu saja. Sebagian besar demonstran perempuan memakai topeng wajah Farkhunda yang babak belur dan berdarah-darah.

KABUL – Farkhunda, perempuan Afghanistan yang tewas setelah dianiaya dan dibakar hidup-hidup pada Kamis lalu (19/3) itu, masih menyulut reaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News