Krisis Yaman Berubah Jadi Konflik Regional, Presiden Yaman Hijrah ke Riyadh

Krisis Yaman Berubah Jadi Konflik Regional, Presiden Yaman Hijrah ke Riyadh
Krisis Yaman Berubah Jadi Konflik Regional, Presiden Yaman Hijrah ke Riyadh

jpnn.com - SANAA - Arab Saudi terus melanjutkan campur tangannya dalam pertempuran di kota Yaman. Setelah melancarkan aksi udara pada Kamis (26/3), sekutu Amerika Serikat itu, melanjutkan aksi militernya ke sarang Houthi, Jumat (27/3).  

Sejak awal, Saudi menegaskan bahwa mereka tidak hanya melancarkan aksi udara atas Yaman. Serangan jet-jet tempur yang kabarnya mengakibatkan tewasnya sejumlah warga sipil itu hanya awal. Riyadh menegaskan, mereka juga bakal melancarkan operasi darat ke negara yang secara de facto tidak memiliki pemerintahan tersebut.

Jumat (27/3) kemarin kota Sanaa kian lengang. Tidak hanya ditinggalkan para penduduknya, ibu kota Yaman itu juga kehilangan para pejabat pemerintahan. Kondisi tersebut terjadi sejak Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi hijrah ke Kota Aden untuk menghindari konflik dengan pemberontak Houthi yang menguasai Sanaa. Pada Rabu (25/3), pemimpin 69 tahun tersebut malah meninggalkan Yaman.
   
Dengan menumpang perahu, Hadi menuju kota pelabuhan di Provinsi Hadramawt. Dia lantas bermalam di Kota Al-Mukalla itu sebelum melanjutkan perjalanan ke perbatasan Oman keesokan harinya. Dari Oman, dia kemudian meneruskan perjalanan ke Saudi dengan menggunakan pesawat terbang. Jumat (27/3) kemarin Hadi tiba di Kota Riyadh. Saudi pun langsung memberikan suaka kepadanya. 
   
Hari ini (28/3) Hadi dijadwalkan hadir dalam konferensi negara-negara Arab di resor Sharm el-Sheik, Mesir. Agenda utama pertemuan para menteri luar negeri tersebut adalah rencana pembentukan unit pertahanan gabungan Arab. Nantinya unit angkatan bersenjata itu ikut menangani krisis-krisis regional. Salah satunya krisis Yaman yang tidak kunjung selesai.
   
'Unit pertahanan gabungan itu didukung penuh oleh armada udara, laut, dan darat,' jelas salah seorang pejabat militer Mesir kemarin. Sedikitnya ada 40.000 personel militer dari berbagai negara Arab yang tergabung dalam unit baru tersebut. Jet-jet tempur, kapal-kapal perang, dan kendaraan lapis baja akan menjadi senjata utama mereka.
   
Saat ini, lewat pesawat pengebom, Saudi masih menggempur kantong-kantong Huthis di ibu kota Yaman dan sekitarnya. Dalam aksi bertajuk Operasi Badai Ketegasan itu, Saudi melibatkan 100 jet tempur dan 150.000 serdadu. Termasuk para personel angkatan lautnya. 'Operasi udara itu juga melibatkan jet-jet tempur milik Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Watar, Kuwait, Mesir,' lapor Al-Arabiya.
   
Dalam pernyataan resminya, militer Saudi memaparkan, tujuan utama aksi udara tersebut bukan menduduki Yaman. Tetapi melemahkan Houthi. 'Begitu kelompok pemberontak dan sekutunya lemah, militer Saudi akan melancarkan serangan darat. Sementara itu, pemerintah akan berusaha mengajak para pemimpin pemberontak untuk merundingkan skema pembagian kekuasaan,' jelas Riyadh.
   
Aksi militer Saudi itu membuat Abdul-Malik al-Houthi kebakaran jenggot. Kemarin pemimpin tertinggi pemberontak Houthi tersebut menuduh Amerika Serikat (AS) bersama sekutunya, Saudi dan Israel, berusaha menguasai Yaman. "Mereka melakukan aksi kriminal yang brutal dan jahat agar bisa merebut Yaman. Rakyat Yaman tidak akan pernah bisa menerima penghinaan semacam ini," katanya.
   
Pemberontak Houthi lantas mengerahkan ribuan pendukung dan simpatisannya di seluruh penjuru Yaman untuk memprotes aksi udara Saudi tersebut. Mereka menyebut operasi militer itu sebagai aksi jahat. Mereka juga mengatakan bahwa Saudi bodoh karena menyerang Houthi. "Yaman akan menjadi kuburan masal para penyerang itu," papar al-Houthi.
   
Dari Kota Teheran, Iran, pemerintahan Presiden Hassan Rowhani mengecam keras aksi militer Saudi atas Yaman tersebut. Apalagi, serangan udara itu menghilangkan nyawa sejumlah warga sipil dan melukai banyak orang. Jubir Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham menyayangkan aksi Saudi yang sangat berbahaya itu. "nvasi hanya akan membuat terorisme tumbuh lebih subur di kawasan ini," paparnya. (AP/AFP/BBC/hep/c15/ami/jpnn)


SANAA - Arab Saudi terus melanjutkan campur tangannya dalam pertempuran di kota Yaman. Setelah melancarkan aksi udara pada Kamis (26/3), sekutu Amerika


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News