Ini Hasil Mengecewakan Program Gelap-gelapan Satu Jam

Ini Hasil Mengecewakan Program Gelap-gelapan Satu Jam
Sejumlah gedung di kawasan Bundaran HI, Jakarta, memadamkan lampu selama satu jam dalam aksi earth hour, Sabtu malam (28/3). Foto: Haritsah Almudatsir/Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Program earth hour yang dicanangkan PLN tidak tercapai. Bukannya beban listrik turun, penggunaan setrum di Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) justru dilaporkan naik pada saat pelaksanaan aksi tersebut.

 

Itu menunjukkan kampanye hemat energi tidak dilakukan secara utuh atau hanya sedikit orang saja yang berpartisipasi.

Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto dalam keterangan tertulisnya mengatakan, saat earth hour pada Sabtu (28/3) pukul 20.30 - 21.30, hanya beberapa daerah yang bebannya turun meski kecil. Di Jakarta, misalnya, beban listrik pada jam 21.00 turun 165 Mega Watt (MW).

’’Bebannya 3.322 MW dibanding Sabtu (14/3) pada jam yang sama bebannya 3.487 MW,’’ ujarnya, Minggu (29/3).

Sedangkan beban listrik di Jawa Barat, tadi malam pukul 21.00 sebesar 4.072 MW. Turun 19 MW atau 0.22 persen dibanding beban Sabtu (14/3) di jam yang sama, yakni 4.091 MW.

Nah, pada sistem kelistrikan Jamali terlihat kecenderungan beban yang naik. Dari catatan PLN, beban Jamali semalam pada pukul 21.00 WIB sebesar 19.680 MW. Angka itu naik 1.99 persen dibanding beban pada jam yang sama pekan lalu (14/3) sebesar 19.295 MW.

Bambang menduga, faktor cuaca membuat program earth hour tidak maksimal. Sebab, cuaca yang cukup panas membuat warga menyalakan pendingin udara atau AC. ’’Pada rumah tangga dan gedung, AC memang mengonsumsi listrik relatif besar dibanding lampu dan alat elektronik lain,’’ terangnya.

JAKARTA - Program earth hour yang dicanangkan PLN tidak tercapai. Bukannya beban listrik turun, penggunaan setrum di Jawa, Madura, dan Bali (Jamali)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News