Bahkan Ada yang Berteriak, 'Hidup Malaysia!'

Bahkan Ada yang Berteriak, 'Hidup Malaysia!'
Pertandingan antara tim dari Desa Sungai Limau, Indonesia, dan kesebelasan desa dari negara tetangga, Malaysia, Jumat (20/3). Foto: Fathur Rozi/Jawa Pos

PANAS masih terasa menyengat Jumat sore itu (20/3). Tapi, ratusan pemuda tetap bersemangat memenuhi pinggir-pinggir lapangan sepak bola di Desa Sungai Limau, Kecamatan Sebatik Tengah, Nunukan, Kaltim.
--------------
Laporan Fathur Rozi, Nunukan
--------------
Meski hanya seukuran sekitar tiga perempat lapangan bola standar, rumputnya menghampar hijau dan tebal. Permukaannya rata, datar, tanpa gelombang.

Yang agak lain adalah posisinya. Tidak seperti lapangan bola umumnya yang membentang antara utara dan selatan. Lapangan di desa tersebut membujur antara barat dan timur. Posisi itu mungkin menyesuaikan dengan kondisi sekeliling lapangan yang penuh dengan pohon-pohon kelapa sawit.

Sore itu turnamen antarkampung (tarkam) di sekitar Sebatik Tengah dibuka. Ada 14 kesebelasan yang ambil bagian. Mereka berparade di lapangan hijau untuk seremoni pembukaan turnamen. Namun, di antara 14 kesebelasan, satu tim terlihat agak berbeda dengan lainnya. Wajah dan postur para pemuda 20-an tahun itu tampak khas anak-anak negeri jiran, Malaysia.

Kapten timnya sekilas seperti striker timnas Malaysia Safee Sali. Penyerangnya bergaya rambut mohawk ala gelandang AS Roma Radja Nainggolan. Mereka percaya diri sebagai kesebelasan layaknya Harimau Malaya, julukan timnas Malaysia.

Mengenakan kostum oranye milik klub Catalan Barcelona, sebelas remaja itu berdiri tegak. Sedikit membusungkan dada dan mengangkat wajah dalam apitan tim-tim lain dari desa-desa se-Kecamatan Sebatik Tengah.

”Panitia memang sengaja mengundang mereka (tim dari Malaysia),” kata Camat Sebatik Tengah Harman setelah membuka invitasi yang digelar untuk kali kedua itu.

Turnamen tersebut sebenarnya kompetisi tarkam biasa. Namun, keikutsertaan tim asal Malaysia yang menamakan diri Zombie FC itu menghadirkan atmosfer yang berbeda. Seolah-olah turnamen itu bertaraf internasional.Itulah turnamen tarkam yang dihadiri tim dari dua negara berbeda.

Sore itu mereka bertanding melawan Premium FC, tim asli dari Desa Sungai Limau. Begitu wasit meniup peluit, pertandingan dimulai. Ratusan penonton bersorak-sorai meneriakkan dukungan bagi tim yang bertanding.

PANAS masih terasa menyengat Jumat sore itu (20/3). Tapi, ratusan pemuda tetap bersemangat memenuhi pinggir-pinggir lapangan sepak bola di Desa Sungai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News