Seni Kolaborasi Seniman Australia Dengan Seniman Yogyakarta

Seni Kolaborasi Seniman Australia Dengan Seniman Yogyakarta
Seni Kolaborasi Seniman Australia Dengan Seniman Yogyakarta

Seniman Australia, Monique Morter menemukan nilai dari kolaborasi dan komunitas dengan mengeksplorasi warna, kebudayan dan  politik seni di Indonesia.

Dalam pameran baru berjudul Kolektif, seniman asal Melbourne, Monique Morter memberikan penghargaan atas waktu tinggalnya bersama Perahu Art Connection, jaringan seniman kontemporer yang berbasis di kota Yogyakarta, Indonesia. Lulusan Fakultas Seni dari Universitas RMIT, lewat lukisannya Monique berusaha mendokumentasikan komunitas seni kontemporer yang dinamis Yogyakarta, serta rasa solidaritas sebagai seniman dan teman-teman.

 

Seni Kolaborasi Seniman Australia Dengan Seniman Yogyakarta

“Di Perahu Art Connnection saya belajar manfaat luar biasa yang dapat dilakukan oleh seniman jika dia bekerja sebagai kelompok yang kohesif," Monique. “Bisa mendapatkan dukungan dari sesama rekan ketika meniti karir dibidang seni adalah sesuatu yang tidak ternilai," katanya.

Perahu berarti kapal dalam Bahasa Indonesia, dan kumpulan seniman disana berusaha menjadi kapal atau wadah untuk mendiskusikan seni, berkolaborasi dan tempat latihan bagi anggotanya.

"Selama bergabung disana saya menyadari kalau usaha untuk meraih sukses sebagai seniman independen tanpa dukungan dari kumpulan seniman yang lain kerap menyulitkan dan membuat kita terisolasi," kata Monique. "Tampaknya anggaota dari Perahu Art Collective terbiasa memberikan dukungan satu sama lain dan bantuan yang tak putus-putusnya, karena mereka menganggap diri mereka saling bersaudara.” 

Seni Kolaborasi Seniman Australia Dengan Seniman Yogyakarta

Pertemuan Monique dengan seni rupa Indonesia dimulai ketika dia menyaksikan karya-karya kontemporer Indonesia di Galeri Seni Australia Selatan pada tahun 2012. Dia tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang panggung seni budaya Indonesia yang dipengaruhi oleh dunia politik. "Setelah melakukan beberapa penelitian, saya pergi ke Yogyakarta untuk mengeksplorasi kaya seni kontemporer di kota itu dan segera berteman dengan seniman lokal disana, Tri Pamuji (alias Gondrong)," kata Monique. "Saya menyaksikan keramahan, kebaikan hati dan sifat santai seniman di Yogyakarta, Gondrong dengan bangga menunjukkan lokasi seni favoritnya, galeri dan studio di kotanya yang hidup." Gondrong lah yang memperkenalkan Monique dengan Perahu Art Connection. "Saya sangat senang bisa diundang untuk berkolaborasi membuat mural dengan mereka, yang  pada akhirnya menyebabkan saya mendapatkan undangan untuk mengikuti program residensi pada tahun berikutnya," kata Monique. "Pada bulan Mei 2014, saya kembali ke Yogyakarta untuk melakukan program residensi selama dua minggu dengan seniman disana untuk mengembangkan proyek saya sendiri di Perahu Art Connection studio dan galeri." Keberadaan Monique di Indonesia mencapai puncaknya ketika melakukan kunjungan ke galeri dan Artspace yang dikenal dengan nama Lapak 36. Di sana, ia bertemu dengan pemilik galeri Wira Purnama,  yang memberikan inspirasi baginya baik karena karya seni wira purnama maupun filosofi dibalik karya seni tersebut. “Setelah lulus dari sekolah seni,  Wira berhasil mengembangkan karya seninya sendiri berupa tanaman dari plastik dan besi," kata Monique.  “Tanaman itu diletakan di gunung kecil dengan pemandangan yang luar biasa dari Gunung Merapi dan pemandangan udara Yogyakarta.  Bentuk tanamannya kecil, dan memiliki konstruksi seperti jerami yang dikelilingi oleh tumpukan sampah daur ulang, semua menunggu untuk dibersihkan, disortir dan dijual. "Industri daur ulang memungkinkan Wira dapat membeli tanah untuk meletakan karya seninya dan membuka Artspace sendiri, Lapak 36." Seni Kolaborasi Seniman Australia Dengan Seniman Yogyakarta

“Sekarang sebagai pemilik galeri seni yang sukses, Wira hanya bersedia memamerkan karya seni di galeri 36 miliknya jika karya seni itu terbuat dari bahan-bahan daur ulang. Sentimen kuat anti-kapitalis dalam karya seni wira meyakinkan saya kalau karyanya tidak dimaksudkan untuk menonjolkan demografis sosial ekonomi dari kolektor seni kaya, tetapi untuk semua orang, dari latar belakang apapun."

Terinspirasi oleh pendekatan Wira, Monique akhirnya membuat karya Transcendensi, yakni sebuah pameran seni gabungan hasil karya lima seniman Australia, yang akan dipamerkan di Indonesia. "Satu-satunya kendala adalah bahwa semua karya itu harus memasukkan bahan daur ulang, sejalan dengan keprihatinan Wira untuk praktek seni yang ramah lingkungan," katanya. "Karya-karya kolektif ini menggunakan bahan dasar limbah daur ulang." 

Seni Kolaborasi Seniman Australia Dengan Seniman Yogyakarta

Seniman Australia, Monique Morter menemukan nilai dari kolaborasi dan komunitas dengan mengeksplorasi warna, kebudayan dan  politik seni di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News