Singgih Kartono Gerakkan Desa lewat Desain Sepeda Bambu

Yakin Bisa Ikuti Wooden Radio yang Mendunia

Singgih Kartono Gerakkan Desa lewat Desain Sepeda Bambu
Singgih Kartono memamerkan sepeda bambu kreasinya di Desa Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah. Foto: Dian Wahyudi/Jawa Pos

jpnn.com - Sukses dengan wooden radio (radio kayu), Singgih Kartono kembali melahirkan karya inovatif berbahan bambu: sepeda bambu. Dengan sepeda itu, pria Temanggung, Jawa Tengah, tersebut ingin menggerakkan masyarakat desa.

Laporan Dian Wahyudi , Temanggung

ADA aktivitas tidak biasa di tengah perkebunan kopi yang tenang di Dusun Kelingan, Desa Kandangan, Temanggung, Jumat sore lalu (3/4). Khususnya di dalam sebuah pondok di area tersebut yang sebagian besar bangunannya terbuat dari bahan bambu.  

Di ruang utama pondok berukuran sekitar 3 x 6 meter itu, terdapat 12 remaja yang sedang asyik merakit sepeda. Enam di antaranya berkulit putih khas pemain-pemain sinema Asia yang belakangan menjamur di sejumlah stasiun televisi tanah air. Dua orang berkebangsaan Tiongkok, satu Taiwan, dan tiga lainnya dari Jepang. 

Bersama enam lainnya, para mahasiswa Tokyo Zokei University itu datang khusus ke Temanggung untuk mengikuti program SoBike (School on Bambu Bike). Sebuah program komunitas Sepedagi (Sepeda Pagi-Pagi) yang dikomandani Singgih Kartono bersama Institut Ibu Profesional sebagai wadah masyarakat untuk mengenal potensi desa sambil bersepeda.   

”Saya ingin mimpi saya tentang revitalisasi desa menjadi semacam global movement. Anak-anak muda lokal tetap yang utama kami galang, tetapi terbuka untuk siapa saja, termasuk anak muda dari luar negeri,” kata Singgih saat ditemui di sela-sela workshop

Sepeda bambu yang mulai didesain dan dikembangkan alumnus Desain Produk ITB itu tak hanya memiliki nilai bisnis yang menjanjikan, tetapi juga diharapkan bisa menjadi semacam gerakan sosial. Dengan program SoBike, dia berharap orang tertarik kembali ke desa untuk mengenali potensinya dan kemudian mengembangkannya. 

”Saya termasuk yang tidak setuju dengan program desa wisata. Sebab, desa itu sebenarnya tidak layak ditonton dan jadi tontonan. Desa itu harus dibantu, diobati, dan diselamatkan,” tuturnya.

Sukses dengan wooden radio (radio kayu), Singgih Kartono kembali melahirkan karya inovatif berbahan bambu: sepeda bambu. Dengan sepeda itu, pria

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News