ISIS Tak Pakai Hipnotis, Tapi Pola Cuci Otak

ISIS Tak Pakai Hipnotis, Tapi Pola Cuci Otak
Nasir Abbas saat menggelar konferensi pers terkait ISIS di Indonesia dan upaya pencegahan di Jakarta, Kamis (19/3). Teroris menyerang sendi-sendi ideologi masyarakat untuk menanamkan paham yang mereka anut. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - KELOMPOK militan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) masih rajin merekrut para pengikut dari beberapa negara. Salah satunya Indonesia. Beberapa daerah disebut-sebut sebagai kantong perekrutan. Di antaranya, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat. Ada juga Jawa Barat serta Banten. 

Kondisi ini tentu harus segera diantisipasi. Meski cukup berat, langkah-langkah nyata harus segera dilakukan secara berkesinambungan. Karena jika tidak, maka negara akan kalah. Sebab para militan-militan garis keras juga tidak akan pernah berhenti melakukan perekrutan.

Seperti apa pola-pola perekrutan yang dilakukan ISIS di Indonesia? Bagaimana langkah menghadapinya dan apa bahaya gerakan ISIS bagi keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berikut petikan wawancara wartawan JPNN.com, Ken Girsang dengan mantan pemimpin gerakan terorisme Jamaah Islamiah (JI) di Asia Tenggara yang kini menjadi pengamat terorisme Nasir Abbas beberapa waktu lalu.

Setahu Anda sebagai orang yang pernah menjadi bagian kelompok radikal, daerah mana saja yang masuk kantong-kantong perekrutan ISIS?

Untuk daerahnya saya setuju dengan pendapat Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris. Seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat dan termasuk Jawa Barat serta Banten. Karena pelaku-pelaku teror sebelumnya juga merekrut orang-orang dari sana. 

Selain itu, di daerah tersebut juga pasti ada orang-orang yang punya latarbelakang ingin menegakkan Negara Islam di Indonesia. Nah ini paling mudah di dekati. Mereka mengembangkan pemahaman dari pada susah-susah menegakkan di Indonesia, mengapa enggak ke tempat yang sudah ada.

Apakah semua kelompok teroris di Indonesia bergabung dengan ISIS?

Tidak semua. Sebelumnya Abu Bakar Baasyir kan memang menyatakan bergabung dengan ISIS. Tapi yang tergabung dalam JAT, tidak semua mendukung. Makanya terpecah, sebagian setuju, sebagian tidak. Tapi memang orang-orang yang punya latarbelakang ingin menegakkan negara Islam, itu lebih mudah terpengaruh.

KELOMPOK militan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) masih rajin merekrut para pengikut dari beberapa negara. Salah satunya Indonesia. Beberapa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News