Harga Karet Turun, Petani Beralih Profesi Jadi Karyawan

Harga Karet Turun, Petani Beralih Profesi Jadi Karyawan
Harga Karet Turun, Petani Beralih Profesi Jadi Karyawan

jpnn.com - SINGKIL - Petani karet di desa Lapahan Buaya Kecamatan Kota Baharu Aceh Singkil, Aceh, enggan lagi mengurus perkebunan karetnya. Penyebabnya harga karet yang yang terus menurun dan mengakibatkan perekonomian keluarga ikut seret. 

"Mata pencarian warga disini bergantung dari hasil penjualan karet. Tapi kalau harga karet terus turun, pasti itu menyulitkan ekonomi keluarga petani. Makanya warga enggan menderes karet sekarang," ujar Syahril (49) warga setempat di Singkil, Sabtu (18/4).

Ia mengaku sudah lama tidak menderes karet semenjak menurunnya harga dari pembeli. Bahkan sebagian pemilik kebun karet sudah menebang pohonnya dan diganti dengan tanaman kelapa sawit. 
 
Pengakuan Syahril, hingga kini harga pasaran getah karet belum pasti. Sebab toke (pembeli) getah tak kunjung datang untuk membeli.
 
"Saya dengar beberapa hari yang lalu, harga getah sudah mencapai Rp 600 ribu per kilo, tapi toke karet tidak ada yang datang untuk membelinya. Sekarang kemauan warga menderes sudah tidak ada lagi. Karena mengingat harganya rendah," kata Syahril, Sabtu (18/4).
 
Dikatakan, warga lebih memilih bekerja di perusahaan perkebunan sebagai Buruh Harian Lepas (BHL) membersihkan pokok kelapa sawit milik perusahaan. Diperkirakan, upah yang didapat sebagai BHL per harinya Rp 50 ribu.
 
"Kalau dibandingkan harga karet dengan upah BHL di perusahaan, warga lebih memilih bekerja di perusahaan," imbuh Syahril.
 
Hal senada juga dikatakan Uluk (59), yang juga warga setempat. Dia mengaku saat ini enggan menderes karet miliknya dan memilih bekerja di perusahaan. 

"Kalau dulu saat harga karet masih mahal, saya tetap menderes. Bahkan sekarang pokok (pohon) karet saya sudah saya tebang dan diganti menanam kelapa sawit. Karena kalau diperkirakan lebih untuk menanam kelapa sawit dari pada karet," akunya. (lim/jpnn)


SINGKIL - Petani karet di desa Lapahan Buaya Kecamatan Kota Baharu Aceh Singkil, Aceh, enggan lagi mengurus perkebunan karetnya. Penyebabnya harga


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News