Perempuan Harus Berani

Perempuan Harus Berani
Siti Nurbaya bersama dua cucunya, Azsyifa Nuraya dan Zaira Addeva, di rumah dinasnya, Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (20/4). Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com - "TAHUKAH engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata "Aku tiada dapat!" melenyapkan rasa berani. Kalimat "Aku mau!" membuat kita mudah mendaki puncak gunung. - R. A. Kartini

Sepenggal pesan Raden Ajeng Kartini ini mengingatkan perempuan Indonesia untuk melangkah maju dengan segenap keberanian membawa perubahan pada dunia sekitarnya. Pesan keberanian itulah yang dibawa Siti Nurbaya Bakar selama menjalani kariernya sebagai birokrat, dan kini menduduki kursi Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup .

Siti termasuk salah satu menteri perempuan di Kabinet Kerja yang dikenal pekerja keras dan gesit menyelesaikan setiap masalah. Mantan Sekjen Kemdagri dan Sekjen Dewan Perwakilan Daerah ini sudah masuk keluar hutan di Indonesia untuk menjalankan tugasnya dan menyelesaikan masalah lingkungan hidup yang menumpuk. Membawahi "dua kementerian sekaligus", kehutanan dan lingkungan hidup, tidak membuat Siti terbebani.

Dia masih sempat membagi ilmunya sebagai pengajar pada program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, bidang Studi  Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup. Sebagai salah satu tokoh yang bergerak di antara dunia politik dan birokrasi, Siti mengaku menjadi perempuan yang bebas. Tidak ada yang mengekangnya.

Hanya saja, Siti sering sedih karena kesibukannya membuat terkadang sulit  memasak dan berbagi waktu untuk sang suami Rusli Rachman serta dua anaknya Meitra Mivida NR dan Ananda Tohpati.

Siti pun berbagi cerita tentang sisi lain kehidupannya. Dengan mata berkaca-kaca, Siti terkenang saat sulitnya membagi waktu untuk anak-anaknya.

Tak hanya berbagi kisah, Siti juga tampil istimewa saat diwawancara JPNN di kediamannya, Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan. Ia cantik dengan baju kebaya yang sudah bertahun-tahun tak dipakainya. Biasanya dia berkemeja putih lengan digulung dan celana bahan hitam. Perempuan energik kelahiran 28 Agustus 1956 itu ingin menunjukkan sisi feminimnya.

Sambil bercanda gurau dengan dua cucunya Azsyifa Nuraya dan Zaira Addeva, Siti Nurbaya berkenan menerima reporter JPNN Natalia Laurens dan fotografer Ricardo, di rumah dinasnya, Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (20/4).

"TAHUKAH engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung membawa aku melintasi gunung keberatan dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News