Tiga Bulan Bertakhta, Raja Salman Ubah Garis Kuasa

Tunjuk Nayef Jadi Pewaris Takhta

Tiga Bulan Bertakhta, Raja Salman Ubah Garis Kuasa
Mohammed bin Nayef

jpnn.com - TERPILIHNYA Pangeran Mohammed bin Nayef sebagai putra mahkota telah menggeser garis pewaris takhta Kerajaan Arab Saudi. Dari garis anak ke garis cucu. Ya, untuk kali pertama, cucu mendiang Raja Abdulaziz Al Saud muncul sebagai pewaris takhta.  

Bukan tanpa alasan, Raja Salman bin Abdulaziz menobatkan Nayef sebagai putra mahkota. Saat ini Saudi terlibat dalam pertempuran di Yaman. Pro dan kontra yang mewarnai misi udara koalisi Arab tersebut membuat Saudi kebanjiran ancaman. Negeri Petrodollar itu pun membutuhkan tokoh pemberani yang punya pengaruh besar di dalam negeri dan disegani di luar negeri. Nayef adalah sosok yang paling tepat.
  
Pria 55 tahun tersebut dikenal luas sebagai tokoh antiteror yang tegas memerangi militan dan ekstremis. Bapak dua putri itu adalah politikus yang tangguh dan tidak takut mati. Nayef yang kini juga memangku jabatan wakil perdana menteri dan menteri dalam negeri itu sudah empat kali menjadi target pembunuhan. Tetapi, dia juga empat kali lolos dari skenario keji tersebut.
  
Mustafa Alani, direktur departemen keamanan dan pertahanan Pusat Studi Teluk di Jenewa, Swiss, memaknai penunjukan Nayef sebagai perubahan strategi pemerintahan. Saudi yang semakin deras menuai protes Iran, tampaknya, tidak ingin kebijakannya terkait dengan Yaman diganggu gugat. Maka, Salman sengaja menempatkan orang paling tangguh dalam pemerintahannya dalam posisi penting.
  
"Dia (Nayef) adalah satu di antara segelintir tokoh pemerintahan Saudi yang benar-benar paham tentang Yaman," ungkap Alani dalam wawancara Kamis lalu (30/4). Sejak kali pertama memutuskan untuk bergabung dalam misi udara koalisi antijihad bentukan Amerika Serikat (AS), Riyadh tahu mereka harus berhadapan dengan militan Houthi dan jaringan Al Qaeda di Semenanjung Arab.
  
Nayef yang pada 2009 lolos dari aksi bom bunuh diri Al Qaeda, barangkali, menjadi satu-satunya politikus Saudi yang tak mempan ancaman militan. Apalagi, pangeran yang pernah mengenyam pendidikan di Negeri Paman Sam, meskipun tidak sampai tamat, itu punya pengalaman yang sangat kaya tentang terorisme. Bukan hanya ilmu antiteror dari AS, melainkan juga dari Inggris dan negara-negara Barat lainnya.
  
Nayef yang menjabat menteri dalam negeri sejak 2012 tersebut juga sempat menimba ilmu antiteror di Inggris. Tepatnya di Scotland Yard alias Kepolisian Metro London. Latar belakang Nayef itulah yang membuat Salman mantap menjadikannya putra mahkota. Sebagai wakil Nayef, Salman menunjuk putranya, Pangeran Mohammed bin Salman, yang juga menjabat menteri pertahanan.
  
"Munculnya generasi cucu dalam garis pewaris takhta Saudi menunjukkan kebijakan yang lebih proaktif yang kini diterapkan Salman," lanjut Alani. Sebagai raja yang moderat dan sempat menikmati pendidikan Barat, Salman memang jauh lebih luwes ketimbang pendahulunya, Raja Abdullah bin Abdulaziz. Maka, tidak heran jika dia pun merombak kabinet Saudi menjadi lebih fleksibel.
  
Pendapat senada tentang Salman dipaparkan Jason Tuvey, ekonom Timur Tengah pada Capital Economics. Menurut dia, dengan tetap membiarkan Nayef memangku jabatan menteri dalam negeri, Salman telah memberikan kepercayaan keamanan dan perekonomian kepada keponakannya itu. Sebab, sebagai wakil PM, Nayef berhak ikut mengatur perekonomian negara.
  
"Keputusan Salman itu membuktikan bahwa kebijakannya tentang Yaman sudah tepat. Dengan menempatkan Nayef dan putranya pada dua posisi paling penting saat ini, Salman ingin menegaskan kepada dunia, Saudi tidak akan menarik diri dari Yaman," papar Tuvey. Bekerja sama dengan putra mahkota dan wakil putra mahkota yang jelas sepaham dengan dia, Salman yakin masa depan Saudi di Yaman akan gemilang. (AP/LosAngelesTimes/hep/c19/jpnn)

Keluarga Kerajaan Arab Saudi

Raja Abdulaziz Ibn Saud
Pendiri kerajaan Arab Saudi, memimpin pada 1932-1953

Deretan Anak-Anak
Raja Saud, memimpin pada 1953-1964
Raja Faisal, memimpin pada 1964-1975
Raja Khaled, memimpin pada 1975-1982
Raja Fahd, memimpin pada 1982-2005
Raja Abdullah, memimpin pada 2005-2015
Pangeran Sultan, meninggal pada 2011
Pangeran Nayef, meninggal pada 2012
Raja Salman, memimpin sejak Januari 2015-sekarang
Pangeran Muqrin, mantan pangeran mahkota
Pangeran Ahmed 


Deretan Cucu
Pangeran Khaled bin Faisal
Pangeran Saud bin Faisal
Pangeran Miteb bin Abdullah
Pangeran Turki bin Abdullah
Pangeran Bandar bin Sultan
Pangeran Saud bin Nayef
Pangeran Mohammed bin Nayef (putra mahkota yang baru)
Pangeran Mohammed bin Salman (wakil putra mahkota)
Pangeran Sultan bin Salman


TERPILIHNYA Pangeran Mohammed bin Nayef sebagai putra mahkota telah menggeser garis pewaris takhta Kerajaan Arab Saudi. Dari garis anak ke garis


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News