Preman Gahar Ini Menangis Mendengar Adzan Magrib

Preman Gahar Ini Menangis Mendengar Adzan Magrib
Preman Gahar Ini Menangis Mendengar Adzan Magrib

jpnn.com - KISAH preman pensiun juga datang dari Hanks (bukan nama sebenarnya). Kini usianya 41 tahun dan menjadi ustaz di kawasan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Sejak kecil, Hanks nakal. Apalagi, dia kala itu tinggal di pusat Kota Tasimalaya.
Hanks mengaku mengenal obat-obatan terlarang dan miras sejak SMP. 

Dia kala itu mendapatkannya dari teman-temannya. “Lama-lama saya ketahuan oleh orang tua karena bolos dan saya pun dimarahi habis-habisan,” kata kepada Radar Cirebon (JPNN Group) kemarin (3/5).

Setelah lulus SMP, dia dianjurkan oleh orang tuanya masuk ke jenjang SMA. Namun tidak menurutinya. Dia malah kian nakal. Hanks bahkan gemar mengkonsumsi narkoba. Orang tua yang mengetahui ulah Hanks muda langsung jatuh sakit. Namun Hanks tetap nakal. Saran dan masukan dari kakak-kakaknya dia acuhkan. 

Karena kenakalannya itu, dia sempat dikejar-kejar aparat keamanan dan menjadi buron. Hanks muda pun kabur ke daerah Bandung selama dua bulan, lalu ke Jakarta. “Saya selama setahun di Jakarta dan kembali lagi ke Tasik,” ungkapnya.

Tak lama, dia mendapat informasi akan dikejar kembali. Dia kabur lagi ke daerah Banjarsari. Namun dia tidak lama menginap karena bibinya sudah mengetahui karakternya. Dia pun meninggalkan bibinya. Hanks muda kabur lagi ke Pangandaran. Dia menetap tiga bulan di kawasan wisata tersebut.

“Saya sudah tidak tahu arah dan tujuan mau kemana lagi ketika sudah di Pangandaran,” kata dia.

Selama di Pangandaran, Hanks muda merenung. Dia bahkan sampai menangis saat mendengar adzan magrib dan melihat ombak. Dia ingat kepada kedua orang tuanya. “Tak berpikir panjang, saya langsung pulang ke rumah,” ungkapnya.

KISAH preman pensiun juga datang dari Hanks (bukan nama sebenarnya). Kini usianya 41 tahun dan menjadi ustaz di kawasan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News