Pertumbuhan Ekonomi Melemah, Laju ISHG Melambat

Pertumbuhan Ekonomi Melemah, Laju ISHG Melambat
Pertumbuhan Ekonomi Melemah, Laju ISHG Melambat

jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan penguatan meski kurang signifikan. Pada penutupan perdagangan sore tadi (5/5) IHSG naik 19,171 poin (0,37 persen) ke level 5.160,308 dan indeks LQ45 bertambah 7,699 poin (0,87 persen) ke level 892,720.

Frekuensi transaksi perdagangan reguler hari ini mencapai 254.691 kali dengan volume sebanyak 4,019 miliar saham atau sebesar Rp 4,943 triliun. Sebanyak 158 saham naik, 157 saham turun, dan selebihnya stagnan.

Saham-saham berhasil naik dengan nilai tertinggi (top gainers) antara lain, Astra International (ASII) naik 175 (2,46 persen) ke level 7.275. Bank BCA (BBCA) naik 125 (0,91 persen) ke level 13.850. Bank BNI (BBNI) naik 100 (1,54 persen) ke level 6.600. Tambang Bukit Asam (PTBA) naik 50 (0,50 persen) ke level 10.050.

Sebaliknya, saham-saham dengan penurunan nilai paling dalam (top losers) di antaranya Matahari Department Store (LPPF) turun 475 (2,64 persen) menjadi 17.525. Indocement Tunggal (INTP) turun 400 (1,75 persen) menjadi 22.400. Bank Mandiri (BMRI) turun 350 (3,11 persen) menjadi 10.900. Tower Bersama (TBIG) turun 325 (3,72 persen) menjadi 8.400.

IHSG di tengah perjalanan hari ini sebenarnya sempat menguat signifikan hampir 1,5 persen. Namun, indeks memasuki sesi kedua terutama jelang penutupan kenaikan terus berkurang terutama, setelah pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal pertama di angka 4,71 persen (yoy).

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan pengumuman angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama sangat penting sebagai indikator dari keberhasilan tim ekonomi dari Presiden Joko Widodo.

”Dengan konsensus analis yang kami pantau di Reuters sebesar 4,95 persen, maka pasar sepertinya hanya akan memberikan respon positif jika pertumbuhan ekonomi 1Q 2015 hanya melemah tipis di sekitar 4,95 persen, atau bahkan naik di atas angka pertumbuhan GDP 4Q 2015 yang sebesar 5,01 persen,” ungkapnya, hari ini.

Kinerja emiten yang melambat, bahkan banyak yang negatif di tiga bulan pertama tahun ini, kata Satrio, sebenarnya sudah membuat pemodal asing melakukan aksi jual yang cukup hebat dalam dua minggu terakhir. ”Sedemikian hebat sehingga posisi dari net buy asing di pasar reguler semenjak awal tahun, saat ini sudah sangat tipis, kurang dari Rp 2 triliun,” tuturnya.

JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan penguatan meski kurang signifikan. Pada penutupan perdagangan sore tadi (5/5)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News