Handy Talkie Diselipkan di Belahan Dada, Satu Getaran untuk Jawaban A

Handy Talkie Diselipkan di Belahan Dada, Satu Getaran untuk Jawaban A
Handy Talkie Diselipkan di Belahan Dada, Satu Getaran untuk Jawaban A

jpnn.com - MALANG - Aksi perjokian kembali terungkap di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Setelah kasus yang sama pada 2012 dan 2013, kemarin (11/5) terjadi lagi perjokian saat ujian masuk gelombang pertama. Dalam ujian yang diikuti sekitar 4.000 calon mahasiswa (cama) itu, ditemukan lima peserta yang menggunakan jasa joki.

Lima cama tersebut berinisial RPL, KN, BPW, R, dan EAS. Mereka berasal dari Malang, Batu, Kediri, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Kelimanya merupakan cama yang mendaftar di Fakultas Kedokteran (FK) UMM.

Wakil Rektor II UMM Fauzan menegaskan, pihaknya sama sekali tidak merekayasa perjokian itu untuk kepentingan tertentu seperti menaikkan rating. ''Tidak ada setting-an. Kami memang agresif membongkar perjokian,'' tuturnya.

Perjokian kemarin termasuk canggih. Sebab, empat pelaku memakai metode baru. Mereka memanfaatkan peralatan canggih berupa server berbentuk kotak hitam. Lalu, ada seperangkat alat komunikasi berupa handphone, kamera yang tersambung dengan kabel, dan headphone untuk mendengarkan instruksi dari joki yang memberikan jawaban dari Jogjakarta.

Setiap cama diberi seperangkat alat komunikasi lengkap dengan server yang disimpan dalam tas. Untuk komunikasi, setiap cama dibekali headphone dan seperangkat kabel yang dililitkan. Alat komunikasi itu disembunyikan secara khusus. Di sekitar kampus, ada operator yang berjaga. Buktinya, dua orang yang diduga sebagai operator ikut diamankan. Keduanya diciduk polisi dalam waktu yang berbeda.

Cara kerjanya, peserta akan berdehem sebagai tanda kesiapan. Lalu, soal difoto dengan kamera yang berada di dalam tempat pensil dan diletakkan di bawah soal. Secara otomatis, soal yang terfoto akan terkirim ke joki. ''Mereka menggunakan server yang ada di dalam tas dan jaringan internet untuk mengirimkan pesan,'' terang Fauzan saat rilis kemarin.

Dia menyebut empat cama menggunakan metode sama. Mereka diduga memanfaatkan joki yang sama. Mereka adalah RPL, KN, BPW, dan R. Sementara itu, cama perempuan yang berinisial EAS menggunakan modus lama. Yakni, handy talkie kecil yang diletakkan di belahan dada. ''Yang ini menggunakan metode getar. Getar satu untuk jawaban A dan seterusnya,'' jelas Fauzan.

Untuk jasa joki itu, para peserta dikenai tarif Rp 160 juta per orang jika masuk FK UMM. Jaminannya adalah ijazah SMA asli dan kartu keluarga (KK) asli. Padahal, untuk masuk FK UMM melalui jalur resmi, dana pendidikannya dibanderol Rp 125 juta.

Sementara itu, Kabag operasional Polres Malang Kompol Suryo Hapsoro menyatakan, pihaknya menerjunkan 54 personel yang tersebar di seluruh kampus UMM. Terkait kasus perjokian tersebut, pihaknya akan koordinasi dengan Polda DIJ atau polres setempat. ''Sebab, kasusnya melibatkan warga dari luar Kota Malang. Kami akan terus mendalaminya,'' katanya. (ika/dwi/mas)


MALANG - Aksi perjokian kembali terungkap di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Setelah kasus yang sama pada 2012 dan 2013, kemarin (11/5) terjadi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News